Kehidupan kita saat ini sudah sangat dipermudah oleh teknologi. Terlebih lagi selama beberapa tahun terakhir, percepatan pemanfaatan teknologi hadir karena pandemi yang ada. Padahal sebelumnya banyak pihak masih menunda untuk menggunakan teknologi.
Perkembangan yang luar biasa cepat ini kemudian harus disesuaikan masyarakat, terutama para pelaku usaha dari berbagai sektor dan skala bisnis. Sebab itu, usaha mikro, kecil dan menengah (UKM) tidak boleh ketinggalan memanfaatkan teknologi untuk bisnis agar dapat bertahan bahkan tumbuh.
“Dengan semua teknologi saat ini, ada potensi menaikkan pendapatan. Karena, dengan teknologi kita bisa memperluas pasar menjadi tidak terbatas. Kita bisa memasarkan produk ke luar daerah bahkan going global. Potensi meningkatkan pendapatan sangat terbuka,” ujar Exclusive Fasilitator MarkPlus Institute R.E Budiastuti pada Pre Event GBBI dan SMEXPO 2021 BUMDES-UMK GO ONLINE bersama Kementerian Desa dan Pertamina, Kamis (19/08/2021).
Tidak hanya potensi pendapatan, ada pula manfaat lainnya seperti mendapatkan informasi lebih cepat, menghemat biaya pemasaran, serta mempermudah operasional. Namun, para pelaku usaha harus mengetahui teknologi mana yang memang dibutuhkan bisnis mereka untuk promosi serta penjualan.
Dalam pemasaran sendiri, biasanya ada framework dari penggunaan saluran komunikasi untuk pemasaran. Dan saluran ini pun beragam dan terintegrasi di media online maupun offline, Above The Line (ATL) dan Below The Line (BTL).
“Perlu diperhatikan bahwa tidak semua channel cocok bagi setiap bisnis. Karena, masing-masing channel memiliki nature yang berbeda,” tutur Budiastuti.
Dan, menyesuaikan dengan situasi pandemi yang menyebabkan keterbatasan. Para pelaku usaha dapat mempertimbangkan untuk menggunakan teknologi yang dihadirkan di ATL untuk online dalam memasarkan produknya.
Tipe iklan ini biasanya menggunakan bentuk nonpersonal komunikasi massal. Sehingga pesan pada iklan ini bersifat mengajak atau membujuk tetapi tidak ada intensi untuk memaksa. Contohnya saja web banner, email ads, newsletter, static web, hingga Google ads.
Berbagai saluran tersebut punya kekuatan dan tantangannya masing-masing. Dengan memanfaatkan saluran online ini, biasanya para pengiklan mendapatkan jangkauan yang luas. Selain itu, mereka juga bisa mengukur efektivitas kampanye yang dilakukan serta bisa meningkatkan engagement dengan konsumen.
Di satu sisi, tantangan adalah iklan ini bisa saja mahal tergantung dengan target pasar, kualitas, serta ukuran iklannya. Selain itu, biasanya ATL online ini membatasi interaksi dengan konsumen sehingga respons dari konsumen tidak dapat langsung ditanggapi pengiklan. Namun, ini kembali lagi pada tujuan marketing perusahaan ketika beriklan.
Selain ATL online, BTL online juga kini mulai diminati para pelaku usaha. Bentuk komunikasi dari saluran ini biasanya nonmedia. Iklan nonmedia BTL adalah teknik umum yang digunakan untuk produk yang membuat konsumen bergantung pada informasi secara langsung, misalnya saja produk yang harus disentuh atau dirasa.
Pada saluran ini, UKM bisa memanfaatkan media sosial, online community hingga marketplace. Sejumlah pelaku usaha sudah melakukan komunikasi dengan saluran ini dan terbukti mampu mengembangkan bisnisnya jika dilakukan dengan trik marketing yang tepat.
Misalnya saja merek cemilan Zanana yang berhasil mendistribusikan produknya ke lebih dari 70 kota di Indonesia, bahkan Malaysia, Jepang, Brunei Darussalam, Cina, dan Mesir. Mereka memanfaatkan jaringan reseller, agen, dan distributor yang dilakukan melalui media sosial.
Brand lainnya yang memanfaatkan media sosial adalah Men’s Republic. Mereka memiliki empat media sosial yang digunakan tidak hanya untuk mempromosikan dan menjual produk. Tetapi, mereka juga menghadirkan value lainnya dengan konten yang inspiratif.
Melalui media sosialnya, Men’s Republic mengajak konsumen untuk Jangan Takut untuk Melangkah. TikTok dan Instagram mereka tidak hanya menawarkan produk saja tetapi juga engage dengan konsumen serta membuat konsumen loyal.
Peningkatan transaksi belanja online dalam beberapa tahun terakhir serta pandemi yang mengakibatkan berbagai platform digital mengalami kenaikan traffic harus dapat dilihat peluangnya.
Perubahan kebiasaan konsumen serta kemudahan akses kian memudahkan konsumen dalam mendapatkan produk. Karena itu, cara brand berpromosi juga harus berubah.
“Semua saluran promosi memiliki keunggulan dan tantangannya sendiri untuk dijalankan di kegiatan promosi sehari-hari. Untuk itu, pilihlah media komunikasi yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan brand Anda,” tutup Budiastuti.