Penuh Ketidakpastian, Strategi Penjualan Harus Kombinasikan Tiga Aspek
Merebaknya pandemi COVID-19 yang selama dua tahun terakhir menyebabkan semua industri di dunia penuh dengan ketidakpastian. Hal ini berdampak pada terjadi krisis ekonomi secara global pada seluruh bisnis.
Rektor Universitas Surabaya Benny Lianto menjelaskan, agar dapat bertahan di tengah merebaknya pandemi strategi penjualan harus diubah. Pengusaha harus mampu mengawinkan tiga aspek yakni inovasi, pro aktif dalam menciptakan hal yang baru dan keberanian mengambil risiko.
Dengan kata lain, pengusaha harus mampu berinovasi dalam memproduksi barang-barang yang dibutuhkan dan selalu terkini. “Saat ini kalau kita tidak terus menghasilkan hal-hal yang baru itu pasti cepat menjadi usang, jadi harus terus berinovasi,” kata Benny dalam Stadium Generale Marketing in Practice sekaligus Luanching Program Kekhususan Enterpreneurial Marketing secara virtual, Jumat (12/11/2021).
Dia melanjutkan, aspek kedua, yaitu pro aktif dalam bertindak. Pada aspek ini semua pengusaha tidak boleh berdiam diri dan menunggu. Melainkan, berani menjadi pertama dalam memproduksi hasil dari inovasi yang telah digagas. “Jadi pengusaha tidak menunggu sampai yang lain berubah baru bertindak,” kata dia.
Aspek ketiga, sambung Benny, keberani para pengusaha dalam mengambil risiko sangat diperlukan agar dapat melanjutkan bisnisnya di tengah situasi yang penuh ketidakpastian. Kendati demikian, pengambilan risiko bisnis tidak berdasarkan pertimbangan yang bersifat spekulasi.
Ia menyebut, para pengusaha dituntut untuk bisa membaca situasi dan peluang yang berkembang saat ini. Tujuannya, agar bisa menentukan core business yang berkelanjutan di masa depan.
“Kita harus berani berhitung mengambil risiko, tapi bukan gambling. Dengan keberanian mengambil risiko yang diperhitungan secara matang, sehingga kita bisa selangkah lebih maju dibandingkan yang lain,” tandasnya.
Editor: Eko Adiwaluyo