Artificial intelligence (AI) dulunya sering dianggap sebagai sesuatu yang ada dalam dunia film fiksi ilmiah. Gambaran robot pintar dan teknologi yang dapat berpikir serta berinteraksi secara mandiri seolah menjadi bagian dari fantasi belaka.
Namun, seiring berjalannya waktu, pandangan ini berubah drastis. Kini, teknologi tersebut telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, termasuk dalam dunia bisnis.
Dalam dunia bisnis, peran AI makin signifikan dan tidak bisa lagi dipandang sebelah mata. Menurut data Forbes 2024, teknologi ini sudah digunakan secara luas, terutama dalam layanan pelanggan.
Sebanyak 56% perusahaan telah memanfaatkan teknologi ini untuk meningkatkan efisiensi dan personalisasi layanan, seperti penggunaan chatbot dan asisten virtual. Teknologi ini memungkinkan perusahaan untuk memberikan respons lebih cepat, efisien, dan relevan terhadap kebutuhan konsumen.
Selain itu, AI menjadi andalan dalam menghadapi tantangan keamanan siber yang makin kompleks. Dengan kemampuannya mendeteksi dan mencegah serangan siber secara cepat dan akurat, teknologi ini telah digunakan oleh 51% perusahaan di berbagai sektor.
Tidak hanya itu, teknologi tersebut juga memudahkan otomatisasi tugas administratif, seperti manajemen inventori, akuntansi, dan pengadaan, sehingga karyawan dapat lebih fokus pada tugas strategis dan kreatif.
BACA JUGA: IMA Chapter DKI Jakarta Soroti Adopsi Teknologi di Industri FMCG
AI juga berperan besar dalam analisis data pelanggan untuk memberikan rekomendasi produk yang lebih tepat sasaran. Bahkan, teknologi tersebut kini populer digunakan dalam proses rekrutmen untuk menemukan kandidat terbaik secara lebih efisien.
Salah satu contoh menarik penerapan AI datang dari Muriel Makarim, Country Marketing Manager Google Indonesia. Ia menjelaskan bagaimana teknologi ini mampu mengoptimalkan berbagai tahap dalam strategi pemasaran, mulai dari meningkatkan kesadaran merek hingga memfasilitasi konversi pelanggan.
“Pada top funnel, AI membantu menciptakan aset pemasaran seperti iklan dengan lebih efisien. Jika sebelumnya kita membutuhkan waktu berhari-hari atau berminggu-minggu untuk produksi, sekarang AI memungkinkan pembuatan berbagai versi iklan dalam waktu singkat,” ucap Muriel dalam acara TRENDING di YouTube Marketeers TV.
Selain itu, AI juga membantu merek menargetkan iklan kepada konsumen dengan kemungkinan tinggi untuk membeli produk tersebut. Hal ini tidak hanya meningkatkan efektivitas pemasaran tetapi juga menekan biaya, sehingga anggaran pemasaran dapat digunakan secara lebih efisien tanpa mengorbankan ketepatan target.
Namun, Muriel menekankan bahwa meskipun AI dapat mengotomatisasi banyak aspek, kreativitas dan strategi tetap membutuhkan sentuhan manusia.
“AI hanya bisa menjadi alat bantu. Insight, strategi, dan kreativitas tetap bergantung pada manusia,” ujarnya.
BACA JUGA: Google Diminta Jual Chrome dan Android untuk Akhiri Dugaan Monopoli
Salah satu teknologi AI yang menarik perhatian adalah Gemini by Google, yang berbasis Large Language Model (LLM). Platform ini tersedia dalam versi gratis maupun berbayar dan mendukung penggunaan dalam bahasa Indonesia.
“Gemini ini bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan sehari-hari, seperti membuat itinerary liburan atau bahkan menulis marketing brief. Dengan kualitas prompt yang baik, output-nya sangat berguna dan tepat sasaran,” ujar Muriel.
Menurut data Softonic 2024, penggunaan Google Gemini menunjukkan variasi yang menarik di kalangan pengguna. Dengan berbagai keunggulannya, Gemini makin populer, tidak hanya di kalangan perusahaan tetapi juga individu.
Meskipun AI membawa banyak manfaat, kekhawatiran mengenai potensi penggantian pekerjaan manusia tetap ada. Namun, dengan pendekatan yang tepat, AI dapat menjadi mitra yang mendukung manusia dalam berbagai bidang.
Dengan adopsi yang terus berkembang, AI diprediksi terus memberikan dampak positif pada dunia bisnis, mendorong efisiensi, inovasi, dan pertumbuhan di berbagai sektor.
Editor: Ranto Rajagukguk