Peran Immunomodulator Perkuat Imun Hadapi Serangan Virus COVID-19
Pandemi COVID-19 belum usai. Sejak muncul di Indonesia awal 2020 hingga saat ini dan vaksin sudah ditemukan, COVID-19 belum bisa dipadamkan. Kasus masyarakat yang terjangkit masih terus kita dengar. Seiring dengan kondisi tersebut, protokol kesehatan terus digaungkan oleh banyak pihak agar masyarakat senantiasa menjaga diri.
“Menjalankan program 5M dan menjaga imunitas tubuh adalah sesuatu yang penting. Harapannya, pencegahan bisa benar-benar dilaksanakan,” ujar dokter Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Erlina Burhan.
Walaupun ada vaksin, namun nyatanya warga negara Indonesia yang sudah divaksin baru mencapai 2% dari target. Terlebih jika target vaksin sudah mencapai 100% namun perlu diingat bahwa vaksin tidak bisa menyembuhkan, melainkan hanya mampu memberikan perlindungan hingga 50%. Artinya, jika target vaksin sudah 100% masih ada resiko penularan COVID-19.
Senada dengan dr. Erlina, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Alergi Immunologi, Dr. dr. Gatot Soegiarto, Sp.PD-KAI, FINASIM juga menegaskan tidak ada perlindungan yang sifatnya 100% dari vaksin.
Sebab itu, masyarakat dituntut untuk tetap menjaga kesehatan dengan cara menaati protokol kesehatan. Selain itu, penting bagi kita untuk meningkatkan imun tubuh. Imboost merupakan salah satu produk kesehatan yang bisa dikonsumsi untuk meningkatkan imun di tubuh manusia.
“Penggunaan immunomodulator seperti echiancea purpurea ternyata bisa meningkatkan titer antibodi terhadap vaksinasi. Respon tubuh menjadi lebih baik,” jelas Dr. Gatot.
Imboost yang merupakan immunomodulator mengandung ekstrak echinacea pupurea dan zinc picolinate. Kandungan ekstrak Echinacea purpurea telah terbukti secara klinis dapat memodulasi sistem daya tahan tubuh dan mencegah penyebaran infeksi.
Gatot juga menyarankan para lansia untuk mengonsumsi immunomodulator seperti echinace purpurea. Pasalnya, zat ini dapat membantu ketika imun sedang lemah dan kalau sudah berlebihan akan mengerem.
“Lansia itu mengalami penurunan fungsi imun. Dalam kondisi yang kurang, maka lansia harus dibantu atau dirangsang dengan immunomodulator seperti echinacea purpurea,” katanya.
Hal yang sama dikemukakan oleh Erlina. Erlina menambahkan, masyarakat yang sudah mendapat vaksin COVID-19 pun tetap butuh suplemen seperti immunomodulator.
Perlindungan saat berpuasa
Menjaga daya tahan tubuh juga kian disarankan pada bulan Ramadan ini, apalagi buat yang sedang berpuasa. Salah satu caranya adalah dengan sahur dan mengonsumsi immunomodulator.
“Itulah mengapa dianjurkan makan sahur pada saat akan berpuasa. Termasuk, mengonsumsi immunomodulator ketika sahur, agar ketika menjalani puasa, bahan baku immunomodulator ini dapat digunakan untuk proses autophagy,” terang Gatot.
Autophagy sendiri adalah kondisi ketika orang berpuasa lebih dari enam jam, tubuhnya memiliki mekanisme untuk membersihkan diri dari sel-sel yang tidak berfungsi dengan baik. Membersihkan diri dari bahan-bahan toksik dan dari penyimpangan metabolise dalam tubuh sehingga sel-sel yang tidak berfungsi atau bahan-bahan toksik dapat dibersihkan sendiri.
Dengan demikian, orang yang berpuasa sistem imun jadi lebih bagus. Sel darah putih juga lebih bagus. Hal ini terjadi jika seseorang mendapatkan bahan-bahan baku yang cukup pada saat sahur.