Perkembangan teknologi semakin memudahkan masyarakat untuk menjual sesuatu yang dimiliki, sehingga tak heran saat ini usaha kecil dan menengah (UKM) kian menjamur. Oleh sebab itu, para pelaku UKM perlu membangun citra positif yang dapat memengaruhi persepsi publik terhadap mereknya.
Pijar Suciati,Kaprodi Humas VokHumFest Universitas Indonesia mengungkap bahwa dalam menciptakan positioning dalam sebuah bisnis, kegiatan kehumasan sangat penting karena peran utama humas adalah membangun citra dan mempertahankannya. Namun, kegiatan kehumasan belum dikenal bahkan dilakukan oleh para pelaku UKM.
“Jika para pelaku UKM masih bingung mengetahui seperti apa posisi usahanya, itu artinya banyak yang perlu dilakukan. Ada strategi dan taktik khusus yang berkaitan dengan kehumasan untuk kelangsungan UKM,” ungkap Pijar pada acara virtual Galang UKM Indonesia 2021, Kamis (07/10/2021).
Menurutnya, peran humas tak hanya membangun citra namun juga membina hubungan dengan stakeholders. Di era digital, kegiatan kehumasan dapat dilakukan dengan efektif dan efisien serta tak memakan banyak biaya. Ia menambahkan khusus UKM, hubungan yang dibangun bukan sekadar dengan media massa atau portal berita, tapi juga membangun hubungan dengan masyarakat di sosial media seperti key opinion leader (KOL) atau dikenal sebagai influencer bahkan sesama pelaku UKM. “UKM bisa memanfaatkan jasa para influencer dan UKM lain sebagai endorser untuk saling bantu membangun citra sekaligus dalam pemasaran dan promosi di dunia digital,” kata Pijar.
Ia memaparkan bahwa peran humas saat ini sebagai content creator dan mengelola komunikasi dari konten yang sudah dihasilkan dalam berbagai format. Memasuki era digital, konten bisa dikomunikasikan seperti melalui media sosial. Ia menegaskan dalam prosesnya, para pelaku UKM perlu menguasai data dan algoritma agar dapat memanfaatkan platform dengan baik.
Ia turut menyampaikan citra dapat dibangun dengan cerita. Sebelum bercerita, para pelaku UKM disarankan kenali terlebih dahulu produk dan target dari produk. Keberhasilan cerita atau story telling sangat tergantung pada sisi minat seseorang.
“Para pelaku UKM dapat menceritakan sisi lain dari apa yang terjadi dalam rangkaian produksi, nilai kemanusiaan yang diteguhkan hingga sesuatu yang menjadi ketertarikan dan menciptakan emosi tertentu pada target. Oleh karena itu membuat cerita dengan emosi yang dihadirkan ke dalam visual bisa menjadi bagian penting,” ujar Pijar.
Editor: Eko Adiwaluyo
