Peran Perempuan dalam Kebangkitan UMKM Tangsel

marketeers article

Sebagai kota dengan karakteristik menonjol di bidang perdagangan dan jasa, Tangsel yang berdiri di atas lahan seluas 147.2 km² memiliki total penduduk sekitar 1,5 juta jiwa. Merupakan wilayah pemukiman, hal ini menjadi potensi menjanjikan bagi pelaku UMKM untuk mengembangkan kiprah bisnis mereka di wilayah Tangsel.

Namun, ada tiga persoalan utama yang dihadapi para pelaku UMKM Tangsel saat ini, meliputi skill dan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM), permodalan, dan pemasaran.

“Kualitas produk UMKM dimulai dari kualitas SDM yang berada di belakang produk tersebut, sehingga kita harus berpikir bagaimana meningkatkan kualitas SDM untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Di saat produk tersebut sudah bagus, kita pun harus berpikir bagaimana memasarkan produk itu karena produk yang bagus tanpa kemasan dan teknik pemasaran yang menarik tidak akan terlihat di pasaran,” ungkap Airin Rachmi Diany, Wali Kota Tangsel.

Memiliki tugas sebagai katalisator sekaligus fasilitator akan penyelesaian persoalan ini, Airin mengatakan pemerintah Tangsel telah menyusun deretan upaya pemberdayaan UMKM dan Koperasi.  Dimulai dengan memberikan berbagai edukasi guna meningkatkan kualitas SDM, persoalan kualitas produk coba dijawab melalui standarisasi dan sertifikasi Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), makanan halal dan kemasan pada produk UMKM Tangsel.

Sementara dari sisi permodalan, Airin mengatakan kendala yang dihadapi memang masih cukup besar. “Ketika masyarakat telah mengetahui produk UMKM tersebut dan market-nya ada, persoalan lain yang kerap muncul terkait permodalan. Pelaku UMKM tidak memiliki dana untuk melakukan produksi dalam jumlah besar. Jaminan BPKB ataupun sertifikasi tanah yang bermasalah kerap menghambat langkah mereka untuk meminjam modal,” papar Airin.

Kini, pemerintah Tangsel tengah mendorong para pelaku UMKM untuk menyelesaikan persoalan ini. Melalui fasilitas peningkatan permodalan bagi Koperasi dan UMKM, para pelaku akan didampingi oleh pemerintah Tangsel untuk menyelesaikan persoalan sertifikasi tanah mereka secara gratis. Termasuk ketika pelaku usaha ingin membuka Perseroan Terbatas (PT), Koperasi, dan lain-lain.

Rangkul Pelaku UMKM dan Startup Teknologi

Tangsel memang nampak tengah aktif membuka lebih banyak kesempatan bagi para pelaku UMKM dan startup untuk melebarkan bisnis mereka di sini. Baru-baru ini, pemerintah Tangsel tengah membangun gedung inovasi UMKM yang berlokasi di Central Business District BSD sebagai pusat inkubasi dan pembinaan bagi pelaku usaha.

“Kebetulan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) sebagai tempat berkumpulnya Perguruan Tinggi dan para ilmuan berada di wilayah Tangsel. Kami bekerjasama dengan dunia usaha, swasta, perguruan tinggi melalui inovasi mereka untuk mengembangkan bisnis UMKM dan start-up di kawasan ini,” jelas Airin.

Lebih dari itu, sistem kluster dalam program “One Village, One Product” pun turut dikembangkan dengan melibatkan koperasi. Sistemnya tak lagi sama seperti dahulu. Kini, Airin menetapkan kebijakan “Satu Koperasi untuk Seribu UMKM.” Ia meyakini cara ini akan lebih efektif ketimbang memiliki begitu banyak Koperasi namun tidak aktif. “Saat ini, Koperasi sebagai badan hukumnya di mana legalitas formalnya dapat melakukan pembinaan pada para pelaku UMKM dengan sistem kluster sehingga pembinaan yang dilakukan akan lebih mudah,” terang Airin.

Usai persoalan kualitas dan permodalan dirumuskan, pemerintah Tangsel juga berupaya mencari solusi pemasaran yang tepat bagi pelaku UMKM. Penataan pedagang kreatif lokal pada deretan lokasi tertentu dilakukan, termasuk mendirikan gerai UMKM di tujuh kecamatan, hingga menetapkan kebijakan bagi para investor di Tangsel untuk memberikan space bagi pelaku UMKM dalam memasarkan produk mereka. Tentu, bentuk pemasaran digital pun tak luput dari upaya pemasaran ini.

Untuk memastikan ragam inovasi ini berjalan dalam kepemimpinannya, Airin mengaku punya cara tersendiri. “Sebagai Wali Kota, saya memiliki kewenangan yang dibatasi oleh Undang-Undang, salah satunya menempatkan individu untuk menduduki posisi tertentu. Di sini, saya mencari orang-orang yang memang memiliki inovasi, terobosan, dan mau belajar,” papar Airin.

Meski tidak memiliki jiwa entrepreneurship, Airin meyakini dengan kemauan untuk bertanya dan belajar, individu-individu pilihan ini dapat mengelola program ini dengan baik guna memajukan sektor perekonomian di Tangsel.

Editor: Sigit Kurniawan

Related