PT Sasa Inti, perusahaan makanan dan bumbu masak dari Indonesia memerangi stunting selama empat tahun melalui program “Ayo Cegah Stunting” (ACS). Kampanye ini dihadirkan untuk mendukung program pemerintah dalam percepatan penurunan stunting.
Stunting merupakan masalah kritis dengan tantangan multi dimensi yang membutuhkan upaya berkelanjutan dan solusi kolaboratif.
BACA JUGA: Upaya Purityfic Smart Kids Tangkap Masalah Stunting di Indonesia
Sejak tahun 2020, melalui ACS, Sasa telah bekerja sama dengan berbagai pihak, terutama Rotary Club Indonesia dan Yayasan Cakrawala Indonesia, untuk memberdayakan masyarakat melalui edukasi dan peningkatan sumber daya guna mencegah stunting serta meningkatkan tumbuh kembang balita dengan asupan gizi yang memadai.
“Program Ayo Cegah Stunting sejalan dengan semangat CARE Sasa Inti yang peduli terhadap keberlanjutan anak bangsa,” kata Rudolf Tjandra, CEO Sasa Inti di Palmerah, Jakarta Barat, Kamis (30/5/2024).
BACA JUGA: Trending di X, Kenali Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk
Selama empat tahun pelaksanaan ACS, Sasa Inti telah melakukan serangkaian aktivitas di 11 lokasi, termasuk Jabodetabek, Probolinggo, Minahasa Selatan, Medan, Jogjakarta, Lampung, dan Palembang.
Melalui program ini, Sasa telah mengedukasi masyarakat tentang stunting dan penyebabnya, dengan fokus pada pelatihan Kader Posyandu, ibu hamil, ibu balita, serta remaja putra dan putri calon ibu. Edukasi ini dilakukan melalui berbagai kegiatan di sekolah, universitas, dan penyuluhan guru.
Sasa juga telah membagikan alat peraga “Cegah Stunting” berupa kalender nutrisi dan mistar pengukur tinggi badan kepada Kader Posyandu binaannya. Alat peraga ini adalah hasil studi Yayasan Cakrawala Indonesia, yang juga pelopor PAUD di Indonesia.
Selama periode tahun 2020 hingga tahun 2023, sekitar 12.000 alat peraga telah dibagikan kepada sekitar 1.000 Posyandu, masing-masing mampu menjangkau 50-100 anak.
Program pelatihan Kader Posyandu yang dijalankan Sasa sejak 2020 menggunakan pendekatan ‘train for trainer’ untuk memberikan dampak yang lebih luas.
Satu konselor dapat melatih tiga kader lainnya, dan satu kader dapat melayani sekitar 10 keluarga di desanya. Upaya pemberdayaan masyarakat ini telah berkontribusi pada penurunan angka stunting di Kabupaten Probolinggo dan mendapatkan penghargaan dari Bupati Minsel pada 2023.
Keberlanjutan program ini ditandai dengan pelatihan Kader Posyandu dari Kampung Salo, Jakarta Barat, dan Cikarang Utara selama dua hari. Kegiatan ini melibatkan berbagai narasumber dari Sasa Inti, Rotary Club Indonesia, Universitas Podomoro, PT Cikarang Listrindo, serta Asosiasi Kelor Indonesia (KBMI).
Edukasi gizi dikemas menarik dengan talkshow dan cooking class, serta perlombaan kreasi menu sehat cegah stunting antarkader Posyandu di empat kota besar yaitu Jakarta, Cikarang, Probolinggo, dan Minahasa Selatan.
“Kami berharap kolaborasi ini dapat menginspirasi banyak pihak untuk juga tergerak melakukan program serupa di daerah mereka masing-masing,” tutup Tjandra.