Masih ingat dengan Bad Genius yang sempat viral pada tahun 2017? Serial asal Thailand tersebut kini memiliki adaptasi Hollywood dalam bentuk film, yang rencananya juga ditayangkan di layar lebar Tanah Air.
Bad Genius versi remake perdana mengudara di bioskop negara asalnya pada 11 Oktober 2024. Premisnya pun sama, yakni mengikuti kisah seorang siswi cerdas yang terjebak dalam praktik menyontek demi mendapatkan uang kuliah.
Meski premis dasar tetap sama, ada beberapa perbedaan signifikan antara kedua versi tersebut. Melansir Screen Rant, berikut penjelasannya:
BACA JUGA: Dune: Prophecy Ungkap Kisah 10.000 Tahun sebelum Paul Atreides Eksis
Bukan Sekadar Ketimpangan Sosial
Dalam versi Thailand, tema ketimpangan sosial mendominasi latar belakang cerita. Sang tokoh utama, Lynn, dikisahkan berasal dari keluarga miskin dan menggunakan kecerdasannya untuk mengumpulkan uang dengan memberi contekan kepada teman-temannya yang kaya.
Sementara itu, dalam versi Hollywood, tema ras serta keragaman lebih kental. Karakter Lynn, yang diperankan oleh aktris Asia-Amerika, menghadapi tantangan ganda berupa kesulitan finansial dan diskriminasi rasial.
Karakter Lebih Beragam
Bad Genius versi Thailand didominasi oleh karakter-karakter yang berasal dari latar belakang Thailand, dengan fokus pada hubungan sosial dalam konteks masyarakat Asia. Namun, versi Hollywood memperkenalkan keragaman ras yang lebih besar.
Selain Lynn, ada juga Bank yang berasal dari keluarga Nigeria-Amerika dan karakter-karakter lain yang berasal dari berbagai latar belakang etnis. Keragaman ini menggambarkan bagaimana ketimpangan sosial dan pendidikan memengaruhi kelompok minoritas.
Pengaruh Isu Sosial Terkini
Perbedaan signifikan lainnya antara kedua versi adalah bagaimana film ini menyentuh isu sosial terkini. Di versi Hollywood, ceritanya menyentuh isu besar seperti keputusan Mahkamah Agung AS yang membatalkan kebijakan affirmative action untuk penerimaan mahasiswa.
Hal itu menjadi latar belakang penting bagi perjuangan karakter utama, yang merasa sulit untuk mendapatkan pendidikan tinggi. Tidak hanya karena kekurangan dana, tetapi juga karena status sosial dan ras mereka.
BACA JUGA: Attack on Titan Bakal Tamat, Intip Prekuelnya yang Tak Kalah Menarik
Fokus Moral dan Tekanan Sosial
Dalam versi Thailand, film ini lebih menekankan pada kecerdasan Lynn yang digunakan untuk keluar dari kesulitan ekonomi. Namun, di versi Hollywood, tekanan moral dan sosial yang lebih berat menjadi pusat cerita.
Karakter utama harus berjuang dengan dilema moral tentang apa yang benar dan salah dalam konteks hidupnya yang penuh tekanan. Lynn, yang berusaha memenuhi harapan orang tuanya dan meringankan beban finansial keluarga, terpaksa mengambil keputusan yang dapat merusak persahabatan dan integritasnya.
Persaingan dan Hustling
Meski kedua versi Bad Genius sama-sama menampilkan karakter utama yang berjuang untuk meraih tujuan mereka, versi Hollywood memberi penekanan lebih pada budaya hustling. Ini merupakan sebuah konsep yang lazim di kehidupan sosial Amerika.
Lynn dan karakter lainnya harus berusaha keras untuk sukses dengan menghadapi rintangan dalam sistem pendidikan yang kompetitif. Di versi Thailand, meski ada perjuangan keras, narasi lebih terfokus pada cara-cara kreatif Lynn mengatasi masalah finansial dan ketimpangan sosial.
Pada intinya, Bad Genius versi remake menyentuh isu dan realita sosial di Amerika Serikat. Ini agak berbeda dengan versi Thailand, yang mengedepankan pesan yang lebih universal tentang ketimpangan sosial dan pentingnya pendidikan.
Sayangnya, hingga tulisan ini dibuat, belum ada informasi detail mengenai tanggal perilisan film tersebut di bioskop Indonesia. Nantikan perkembangan selanjutnya.
Editor: Ranto Rajagukguk