Jika produk Anda tidak diterima di dalam negeri, kenapa tidak Anda bawa ke luar negeri? Kutipan berikut yang disampaikan oleh Philip Kotler dalam acara ASEAN Marketing Summit 2015. Namun, untuk masuk ke sebuah pasar tentunya merek atau perusahaan mesti mengenal kondisi pasar tersebut. Mengapa? Karena setiap pasar pasti memiliki karakter yang berbeda, baik secara keseluruhan atau hanya sebagian dibanding pasar lainnya.
Untuk mengetahui karakter pasar luar negeri dan apa yang harus diperhatikan oleh merek untuk memasukinya, berikut catatan dari anggota Asia Marketing Federation mengenai pasar di negara mereka masing-masing.
Filipina
Jika merek ingin memasuki pasar Filipina, asosiasi marketing di sana menyarankan merek untuk mempelajari konsumen di sana sebelumnya. Setelah membaca kondisi pasar dan konsumen, merek bisa membangun sesuatu yang menjadi kekuatan dan memerhatikan kelemahan mereka. Dari sini, merek bisa mengandalkan berbagai inovasi terbaru dan unik karena konsumen di sana sangat suka hal-hal tersebut.
Malaysia
Sedikit berbeda hal yang disampaikan oleh perwakilan dari Malaysia. Menurutnya, ada beberapa hal yang hisa diperhatikan merek dalam membangun kekuatannya di Negeri Jiran ini. Beberapa hal tersebut adalah strategi pricing, nilai yang ditawarkan, membangun diferensiasi dari sisi produk dan layanan, serta memerhatikan kondisi politik di sana.
Thailand
Untuk membidik pasar Thailand, membangun jaringan dan hubungan dengan para pemangku kepentingan bisa menyelamatkan perusahaan ketika dilanda permasalahan. Sementara, untuk membidik konsumen di sana, asosiasi pemasaran di sana menyarankan pemain untuk menggunakan bahasa yang populer di sana. Poin kedua, perusahaan dapat mempelajari budaya di sana terlebih dahulu.
Meski masih di kawasan ASEAN dan memiliki beberapa kesamaan, tetapi konsumen negara ini memiliki budaya dan karakter yang khas yang harus dipelajari oleh merek. Seperti, karakter konsumen di sana tidak suka akan adanya aturan tapi mereka akan tetap menjalankan aturan tersebut. Poin terakhir, bangunlah kepercayaam konsumen setinggi mungkin dan perusahaan akan bisa memenangkan persaingan.
Editor: Sigit Kurniawan