Percepat Bebas Karbon, Pertamina NRE dan Perhutani Kembangkan NBS

marketeers article
Kerja sama Pertamina NRE dan Perum Perhutani (Foto: Pertamina)

Pertamina Power Indonesia melalui Subholding Power & New Renewable Energy (Pertamina NRE) bekerja sama dengan Perum Perhutani guna mempercepat Net Zero Emission. Melalui pengembangan proyek Nature Based Solution (NBS), skema reduced emission from deforestation and forest degradation (REDD) dilakukan.

Dengan tujuan mengintensifkan kegiatan pelestarian hutan, pelepasan emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan akan diminimalisasi. Hal ini diyakini akan memberikan dampak positif terhadap penyerapan emisi karbon dan keanekaragaman lingkungan.

Dannif Danusaputro, Chief Executive Officer Pertamina NRE menyampaikan, pihaknya mendapatkan amanah untuk menjaga transisi energi Pertamina. Low carbon solutions menjadi fokus bisnisnya sehingga proyek NBS merupakan langkah yang signifikan untuk membantu visi bebas karbon.

“Proyek ini sangat berpotensi untuk mendukung target net zero emission. Untuk itu kami sangat antusias dengan kolaborasi dengan Perhutani yang memegang konsesi kehutanan negara,” tutur Dannif. 

Selama ini, Indonesia telah sukses menjadi salah satu paru-paru dunia. Memiliki area hutan yang luas diikuti oleh kekayaan dan keanekaragaman hayati, Indonesia berpotensi untuk memanfaatkan sumber daya alam secara optimal dan efisien. Dengan demikian, Indonesia perlu menurunkan emisi dengan target sampai dengan 29% dalam kurun waktu 10 tahun.

Segala upaya tersebut serta sinergi antara Pertamina NRE dan Perhutani Group diharapkan dapat memberikan dukungan mengenai aspirasi Net Zero Emission Pertamina pada tahun 2060. Selain itu, Pertamina secara aktif turut berperan dalam menyukseskan Presidensi G20, terutama mengenai isu transisi energi berkelanjutan.

Natalas Anis Harjanto, Direktur Operasi Perum Perhutani turut menyampaikan tujuan lain dari kerja sama ini adalah perluasan tutupan lahan. Hal ini akan meningkatkan kemampuan kawasan hutan untuk menyerap emisi gas rumah kaca sehingga dapat menghasilkan skema bisnis yang optimal. 

“Sudah teridentifikasi sebanyak sembilan calon lokasi di wilayah kawasan hutan milik Perhutani Group yang akan menjadi objek dan lokasi dari project ini. Kesembilan calon lokasi ini lebih lanjut akan dilakukan FS untuk mengetahui kelayakan project dari khususnya terkait dampak terhadap lingkungan serta sisi finansial maupun operasional,” tutur Natalas.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related