Berdasarkan data dari International Finance Corporation, setengah dari perusahaan UKM di Indonesia dimiliki oleh perempuan, dan para UKM ini berkontribusi sebesar 9,1% terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) negara. Selain mendominasi sebagai pengusaha UKM, ada sebuah fakta yang menarik. Dari sebuah temuan ditemukan bahwa para perempuan ini lebih percaya untuk meminjam uang kepada rekannya, ketimbang meminjam di bank.
Menurut Safitri Damajanti selaku Head of Communications Commonwealth Bank, sebanyak 42% wanita di Indonesia menganggap urusan dengan perbankan adalah hal yang rumit serta ribet. Hal-hal seperti ini yang menurutnya membuat kalangan wanita enggan dan takut untuk meminjam uang di bank.
Hal ini disetujui oleh Moza Pramita Pramono, Ketua Komite Pendidikan dan Pelatihan IT IWAPI(Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia Pusat), menururtnya ketika mengajukan pinjaman di bank, akan ada banyak persyaratan yang harus dipenuhi.
“Banyak yang pinjam ke rekan terdekat, karena ketika datang ke bank yang ditanya adalah jaminannya apa. Bagaimana kalau semisal dia belum berkeluarga. Akhirnya, banyak yang pinjam uang ke orangtua untuk memulai bisnis,” terang Moza.
Moza menambahwakan bahwasanya perempuan memiliki cara yang unik dalam memulai bisnis. Ia mencontohkan semisal sudah bertekad membuka bisnis biasanya para pengusaha ini akan patungan dengan rekan-rekan yang memiliki semangat yang sama.
Meskipun enggan untuk meminjam uang, nyatanya kaum perempuan merupakan golongan yang mudah dalam melunasi pinjaman. Menurut Director Mastercard Indonesia Tommy Singgih, kalangan perempuan lebih memahami dan mengetahui tentang pendapatan yang didapatkannya, sehingga mereka memiliki prioritas tersendiri terutama untuk melunasi pinjaman.
Baru-baru ini Commonwealth Bank bersama Mastercard Indonesia melakukan kolaborasi untuk mendukung peningkatan literasi serta inklusi keuangan pada kalangan perempuan. Kolaborasi keduanya akan meliputi menciptakan pertukaran pengetahuan dan kemampuan perempuan pengusaha. Pengembangan sarana pembelajaran digital. Dan mengembangkan penelitian dalam literasi dan inklusi keuangan, guna memahami lebih dalam solusi-solusi untuk memperkuat inklusi keuangan dan pertumbuhan ekonomi yang merata di Indonesia.
Editor: Eko Adiwaluyo