Perempuan Ikut Berperan dalam Pergerakan Ekonomi

marketeers article

Kesetaraan terus disuarakan bersamaan dengan berkembangnya teknologi. Memasuki era digital, teknologi diyakini dapat membantu menghilangkan stereotip tentang apa yang harus dan tidak seharusnya dilakukan perempuan. Salah satu yang biasa ditemukan saat ini adalah career women.

Pandangan rumah tangga tradisional biasa menggambarkan perempuan yang tinggal di rumah dan mengurus anak serta tugas rumah lainnya. Namun, di era modern seperti sekarang, tidak sedikit perempuan yang keluar rumah untuk bekerja. Tetapi, di waktu yang sama, tetap mengurus keluarga.

Dengan kemajuan teknologi saat ini, perempuan bahkan bisa tetap tinggal di rumah, mengurus keluarga, namun tetap ikut andil dalam ekonomi keluarga. Salah satu caranya adalah bergabung dengan e-commerce. Perempuan kini dapat berjualan melalui e-commerce tanpa khawatir mengenai tanggung jawab rumah tangganya.

Ada berbagai alasan mengapa perempuan memilih bergabung ke e-commerce. Berdasarkan riset MarkPlus, Inc. alasan utama penjual membuka bisnis melalui e-commerce adalah keinginan kuat memiliki penghasilan sendiri. Hal lainnya yaitu kebebasan untuk berkarya.

“Banyak sekali perempuan yang berada di tipe rumah tangga sharing atau berbagi tugas rumah tangga bersama pasangan, memiliki pendapatan sendiri. Menurut riset dari kami, hampir 85% di antaranya menerima pendapatan dari hasil berjualan di e-commerce,” ujar Executive Director of Strategic Planning HAKUHODO Farhana E. Devi Attamimi.

Kehadiran e-commerce sebagai platform belanja online memiliki kelebihan serta pengalaman transaksi berbeda dibanding membeli langsung di gerai atau offline. Hal tersebut membawa pengaruh pada perilaku semua orang yang terlibat dalam platform itu.

Sejalan dengan riset yang dilakukan MarkPlus, Inc. Farhana mengungkapkan bahwa memiliki pendapatan sendiri juga dapat menjadi daya tarik penggunaan e-commerce oleh perempuan. “Dengan begitu, sekiranya dapat diambil kesimpulan bahwa e-commerce menjadi salah satu media yang membantu perempuan untuk menggerakkan ekonomi,” imbuhnya.

Terlibat ke e-commerce tentunya membutuhkan persiapan. Beberapa hal yang perlu dipersiapkan menurut Farhana yang pertama harus dimiliki adalah kuat mental. Kemudian memastikan barang yang ingin dijual. Selanjutnya, sasaran atau pasar barang yang akan dijual.

Namun, masih ada beberapa hal yang membuat perempuan ragu untuk mulai berbisnis di e-commerce. Salah satu yang menghalangi adalah keterbatasan modal. Faktor lain yang membuat perempuan enggan masuk ke e-commerce yaitu minimnya pengetahuan mereka mengenai bagaimana cara membuka bisnis online. Maka edukasi tentang cara mulai berbisnis juga diperlukan.

Related