Persaingan di dunia otomotif memang menarik untuk disimak. Berbagai inovasi kerap diluncurkan oleh para pemain. Mulai dari inovasi teknologi hingga pelayanan. Tujuannya satu, mencapai pertumbuhan bisnis dari waktu ke waktu. Salah satu merek yang mendulang pertumbuhan positif adalah General Motors Co. (NYSE: GM).
Pabrikan asal Amerika Serikat ini mencatat pertumbuhan pendapatan yang kuat pada kuartal kedua di 2015. Dengan nilai laba bersih untuk pemegang saham biasa senilai US$ 1,1 milliar, atau US$0,67 per lembar saham. Angka ini di dalamya mencakup nilai kerugian sebelum pajak dari item khusus sebesar US$ 1,1 milliar, atau US$(0,62) per lembar saham. Pendapatan sebelum Bunga dan Pajak yang disesuaikan EBIT meningkat menjadi US$ 2,9 milliar dan marjin Pendapatan Sebelum Bunga dan Pajak yang disesuaikan juga meningkat menjadi 7,5%.
Hal-hal khusus sebelum pajak pada kuartal ini mencakup US$ 0,6 miliar terkait dengan devaluasi mata uang yang diumumkan sebelumnya di Venezuela, sejumlah US$0,4 miliar penurunan nilai aset terutama di GM Thailand, dan US$0,1 miliar untuk penyesuaian estimasi biaya untuk program kompensasi ”ignition switch”.
Pendapatan bersih pada kuartal kedua tahun 2015 adalah US$ 38,2 miliar, menurun dibandingkan dengan US$39,6 miliar pada kuartal kedua tahun 2014. Perubahan pendapatan lebih dikaitkan ke dampak pertukaran mata uang asing yang negatif. Jika tanpa perubahan nilai tukar, pendapatan bersih dapat mencapai US$ 0,9 miliar lebih tinggi dari kuartal kedua tahun 2014.
“Dua kuartal pertama tahun ini menunjukkan penguatan karena kita memanfaatkan industri Amerika Utara yang kuat dan mempertahankan penjualan kami di Cina, meskipun menghadapi tantangan pasar. Kami menyatakan bahwa target kami adalah untuk meningkatkan pendapatan dan marjin kami tahun ini dan kami masih sesuai target,” kata CEO GM, Mary Barra dalam keterangan persnya.
Sejalan dengan hal ini, Mary dan pihaknya percaya bahwa hasil pada paruh kedua tahun ini akan lebih baik dari semester pertama, dan mereka yakin akan memenuhi target untuk tahun 2016. Rekor marjin di Amerika Utara dan marjin positif yang kuat di Cina di kuartal kedua menunjukkan pendapatan perusahaan yang kuat. Dari sini, Chuck Stevens, Vice President dan Chief Financial Officer menjadikan pencapaian tersebut sebagai momentum meningkatkan performa mereka.