Perhelatan G20 diperkirakan bisa memberi dampak positif bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM). Bisnis UKM akan makin dikenal oleh berbagai negara dengan adanya pameran yang berlangsung selama perhelatan G20.
“Perhelatan ini memberikan dampak positif bagi Indonesia dan khususnya bagi para pelaku UKM Indonesia. Mengikuti pameran dengan skala internasional, memberikan wawasan baru bagaimana pelaku UKM harus memiliki ciri khas atau keunikan dari produknya, selain menjaga kualitas produk,” kata Riyani Tirtoso, Direktur Eksekutif Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (10/11/2022).
BACA JUGA: Pacu Perekonomian, BRI Berperan Aktif Dorong Pengembangan UKM
Riyani bangga karena salah satu mitra binaan LPEI, Maharani Craft yang produknya berupa perhiasan dan kerajinan, terpilih menjadi salah satu souvenir G20 untuk para delegasi. Dalam perhelatan G20 beberapa hari ke depan, LPEI membawa sepuluh mitra binaan yang telah melalui tahap kurasi sesuai dengan kriteria yang mengacu kepada tema, yaitu Health Food and Healthy Lifestyle dari sektor usaha makanan, minuman dan fesyen.
Selain mengedepankan digitalisasi, LPEI juga mendukung aspek kesetaraan gender, peran perempuan sebagai penopang ekonomi kerakyatan yang menjadi salah satu tolok ukur dalam faktor Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Mitra binaan yang melakukan showcasing produk di booth perhelatan G20 kali ini sangat mendukung peran perempuan pada proses produksinya.
BACA JUGA: GudangAda Ajak Mitra Pedagang Tingkatkan Literasi Digital
Mitra binaan itu antara lain Humbang Kriya yang mempekerjakan 60% pengrajinnya perempuan, Area mempekerjakan 80% penjahit perempuan, CV Bali Ayu yang bergerak di bidang produk kecantikan dan Tenun & Songket Lintau Pamasihan asal dari Sumatera Barat juga mempekerjakan 100% perempuan atau pengrajin perempuan. Untuk mendorong ekonomi berbasis digital, LPEI giat memberikan pelatihan dan pendampingan melalui Marketing Handholding Program (Business Matching, Market Place Global dan Pameran) kepada para pelaku UKM berorientasi ekspor.
Kegiatan tersebut bertujuan agar para pelaku UKM berorientasi ekspor mampu bertransformasi ke metode pemasaran digital melalui marketplace sehingga dapat membuka akses pasar sebagai salah satu upaya dalam pemulihan ekonomi dunia. Hal itu selaras dengan tema besar G-20 yang saat ini sedang berlangsung, yaitu Recover Together, Recover Stronger yang mengajak seluruh warga dunia untuk bekerja sama memulihkan bumi dari pandemi serta membangun dunia secara berkelanjutan.
Dari Recover Together, Recover Stronger menjadi “Dari Indonesia, Dunia Pulih Bersama”. Dalam mendukung target tersebut, Jalur Keuangan juga berkomitmen untuk mencapai target deliverables dalam enam agenda prioritas, di antaranya adalah inklusi keuangan melalui digitalisasi dalam mendukung UKM, perempuan, dan generasi muda.
Riyani mengatakan salah satu mandat yang diberikan pemerintah kepada LPEI adalah program jasa konsultasi dengan target terciptanya eksportir baru. Hingga Oktober 2022, sebanyak 3.000 pelaku UKM berorientasi ekspor telah mengikuti pelatihan dari berbagai sektor usaha dan wilayah di Indonesia.
“Sejak program ini diadakan di tahun 2015 terlihat begitu tinggi antusias pelaku UMKM untuk mengikuti pelatihan kami. Negara hadir melalui LPEI sebagai Special Mission Vehicle-nya Kementerian Keuangan yang memberikan edukasi, pendampingan kepada para pelaku UKM Indonesia agar bisa naik kelas, membangun fondasi ekonomi kerakyatan yang berbasis ekspor, sehingga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, selain meningkatkan daya saing produk buatan Indonesia di pasar global,” tuturnya.