Bertepatan dengan Peringatan Ke-60 KTT-Asia Afrika di Bandung, Presiden Joko Widodo melakukan pelepasliaran owa jawa di Gunung Puntang, Jawa Barat. Kawasan ini berada di di bawah pengelolaan Perum Perhutani. Kali ini, ada dua pasang (empat owa jawa) yang dilepaskan. Selain Presiden, terdapat pula perwakilan delegasi peserta KTT Asia Afrika yang ikut dalam pelepasliaran tersebut. Pelepaliaran owa jawa ini menggambarkan semangat gotong royong negara-negara Asia Afrika untuk menjalankan pembangunan berkelanjutan, peningkatan kualitas hidup masyarakat, dan penghargaan terhadap keanekaragaman hayati sebagai penyokong kehidupan.
Kedua pasang owa jawa tersebut sebelum dilepas telah menjalani proses rehabilitasi selama 7-11 tahun di Javan Gibbon Center (JGC), Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Semua owa jawa yang dilepas ini juga telah menjalani proses habituasi lebih kurang 2,5 bulan di lokasi pelepasliaran Gunung Puntang.
Sebelum ini, lebih kurang satu tahun yanug lalu, satu keluarga owa jawa yang berjumlah empat individu juga telah dilepasliarkan di lokasi hutan yang sama yaitu kawasan hutan petak 32, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Banjaran, RPH Logawa dan RPH Lemburawi, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Banjaran, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Selatan Perhutani Jawa Barat Banten. Kondisi mereka hingga saat ini menunjukkan kemampuan beradaptasi yang semakin baik.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya menyatakan bahwa dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia, owa jawa termasuk jenis satwa yang dilindungi dan merupakan salah satu dari 25 satwa target prioritas yang menjadi salah satu target sasaran strategis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada RPJM 2015-2019. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan diharapkan mampu meningkatkan populasi spesies terancam punah sebesar 10 % di site monitoring yang ditetapkan sesuai kondisi habitatnya.
“Para ahli dan peneliti memperkirakan jumlah owa jawa yang hidup saat ini tidak lebih 5.000 ribu. Kami harapkan kegiatan pelepasliaran ini dapat membantu meningkatkan populasi owa Jawa di alam, dan sekaligus meningkatkan kesadaran kita semua untuk menjaga kelestarian owa jawa,” katanya.
Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar mengatakan bahwa konservasi owa jawa ini merupakan upaya untuk mempertahankan kualitas kawasan hutan lindung Perhutani. Sebabnya, owa Jawa dapat dijadikan indikator kondisi hutan yang sehat dan terjaga baik. Beberapa kawasan hutan lindung Perum Perhutani juga merupakan habitat owa jawa. Oeh karenanya Perhutani berkomitmen untuk melestarikan owa jawa sekaligus mempertahankan habitatnya.
“Keterlibatan Perhutani tidak saja penting sebagai pemangku dan pengelola kawasan hutan Gunung Puntang, tetapi juga strategis untuk mengembangkan model bisnis yang berkelanjutan. Selain itu, keberhasilan upaya konservasi owa jawa sangat berkaitan dengan dukungan dan peran serta masyarakat setempat,” kata Mustoha.