Perhutani Resmikan Whistle Blowing System, Apa Itu?

marketeers article

Menginjak usia ke-55 tahun, Perum Perhutani terus bergerak mewujudkan Program Transformasi Menuju Perhutani Unggul 2020. Berbagai langkah pun dilakukan oleh Perhutani untuk menyukseskan program tersebut. Salah satunya langkah yang dilakukan Perum Perhutani adalah meresmikan layanan Sistem Pengaduan Pelanggaran atau Whistle Blowing System (WBS) bertepatan dengan perayaan Hari Jadi Perum Perhutani ke-55. 

WBS adalah suatu pengungkapan oleh anggota organisasi yang masih aktif atau sudah purna karya terhadap adanya perilaku tidak legal, tidak bermoral, atau praktik yang tidak sah lainnya yang dilakukan oleh anggota organisasi lainnya kepada pihak yang mampu melakukan tindakan koreksi.

“Sistem ini sebagai bentuk komitmen manajemen Perum Perhutani untuk mewujudkan pengelolaan perusahaan yang lebih transparan sesuai dengan prinsip Good Corporate Governance,” kata Direktur Utama Perum Perhutani Mustoha Iskandar dalam acara Perayaan Hari jadi Perum perhutani ke-55 di Jakarta, Selasa (29/3/2016).

Selain itu, dalam rangka meningkatkan pemasaran produk-produknya, Perum Perhutani mulai menerapkan sistem pemasaran online. Perum Perhutani hadir melalui platform tokoperhutani.com yang dapat diakses oleh para pelanggan di mana pun dan kapan pun diinginkan. Adanya sistem ini bertujuan untuk meningkatkan transparansi dan memberi kemudahan bagi konsumen dalam bertransaksi. 

Perum Perhutani tidak henti-hentinya melakukan gebrakan yang berkaitan dengan teknologi. Meskipun BUMN, Perum Perhutani berupaya untuk terus mengadopsi teknologi dengan lebih baik. Terbukti, Perhutani dinyatakan sebagai Perusahaan Top Green IT 2015 dalam ajang Top Information Technology Award 2015. Bukan hanya itu, Perum Perhutani juga mendapat penghargaan dari Komisi Informasi Pusat RI sebagai lima BUMN terbaik dalam bidang Keterbukaan Informasi Badan publik Tahun 2015.

“Selain itu, menandai hilirisasi industri, Perum Perhutani siap mengoperasikan pabrik tepung sagu di Sorong Selatan, Papua Barat berkapasitas 100 ton/hari ditandai dengan kunjungan Presiden Jokowi di lokasi pabrik tersebut di Distrik Kais, Sorong Selatan pada awal tahun 2016,” pungkas Mustoha.

Editor: Sigit Kurniawan 

Related