Acara Asian African Business Summit (AABS) 2015 yang merupakan bagian dari Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika yang diadakan di Jakarta, Selasa (21/4/2015), berhasil membuahkan kesepakatan pembentukan Asian Africa Business Council (AABC) atau Dewan Bisnis Asia Afrika.
Menurut Ketua Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto, pembentukan AABC bisa dimanfaatkan untuk menjembatani sekaligus memfasilitasi kerja sama antardunia usaha di kawasan Asia Afrika. Volume perdagangan Indonesia ke Afrika hanya sekitar US$ 10,7 miliar. Dalam waktu tiga tahun, ditargetkan volumenya bisa mencapai US$ 20 miliar per tahun. Angka ini masih jauh lebih rendah apabila dibandingkan dengan nilai perdagangan Afrika dan Tiongkok yang mencapai US$ 200 miliar.
Menurut Suryo, pembentukan dewan bisnis tersebut sekaligus untuk mengidentifikasi berbagai potensi ekonomi dan bisnis terutama di negara-negara Afrika. “Kami ingin mendorong arus investasi dan perdagangan antara kedua kawasan bisa meningkat. Untuk itu, perlu semacam peningkatan intensitas komunikasi dan pertemuan antarpengusaha di kedua benua tersebut,” tegasnya.
Dengan adanya dewan bisnis ini diharapkan ke depannya, hubungan bisnis kedua belah pihak dipererat dan juga mendorong adanya peran serta pemerintah terkait dengan masalah perizinan.
Tindaklanjut dari pembentukan AABC ini akan dibicarakan kembali enam bulan mendatang. Akan ada pertemuan lagi terkait dengan strukturnya. Nantinya, dalam AABC akan dibentuk komite dan sektor-sektor yang dianggap prioritas yang dapat berubah tiap tahunnya.
“AABC ini hal yang lazim dibangun oleh kelompok ekonomi. Perlu kelembagaan yang mengumpulkan para wakil di lembaga dunia ini untuk bahas kelancaran di segala bisnis. Jadi, kalau ada hambatan, kita bisa minta ke pemerintah untuk memudahkan dan menggalang kerja sama pengusaha,” pungkas Suryo.