OYO Indonesia berhasil mempertahankan kepercayaan pelanggannya meskipun pandemi melanda pada tahun 2020. Perusahaan ini mencatat ada lebih dari 5,5 juta pelanggan yang menggunakan layanannya di 150 kota di Indonesia. Agus Hartono Wijaya mengklaim kesuksesan ini didukung oleh berbagai inisiatif yang dikeluarkan OYO Indonesia selama pandemi.
“Kami terbukti berhasil bertahan di tengah tekanan akibat pandemi dengan rangkaian strategi dan inovasi. Tahun ini, kami masih melihat dampak pandemi terhadap industri perhotelan dan pariwisata yang mendorong kami untuk fokus pada strategi safecation,” ungkap Agus Hartono Wijaya, Country Head OYO Indonesia.
Safecation mengarahkan bisnis OYO pada tawaran kepastian keamanan dan kebersihan akomodasinya. Hal ini dipengaruhi oleh masih adanya kebutuhan kegiatan luar rumah dan perjalanan masyarakat. Terutama untuk kegiatan bisnis dan pemerintahan.
“Kegiatan perjalanan non-leisure ini tidak dapat dihindari. Hal ini bisa jadi peluang jika dimanfaatkan dengan benar, seperti menawarkan akomodasi yang terjadi aman dan bersih,” tambah Agus.
Tren akomodasi non-leisure diperkirakan akan berlanjut pada tahun 2021. Sebelumnya, OYO mencatat peningkatan permintaan akomodasi jenis ini pada tahun 2020. Rata-rata okupansi sepanjang tahun 2020 berkaitan dengan bisnis, pekerjaan, dan urusan pemerintah. Bandung, Surabaya, dan Medan menjadi kota dengan jumlah pemesanan terbanyak selama tahun 2020 dengan rata-rata menginap 1-3 malam.
Selain bisnis, kegiatan non-leisure lain yang banyak mendominasi pemesanan akomodasi pada tahun lalu adalah keperluan remote working dan isolasi mandiri.
Fokus safecation merupakan turunan dari strategi Sanitized Stay yang diterapkan OYO pada tahun 2020. Strategi ini menjamin protokol kesehatan ketat pada properti OYO yang tergabung pada program. OYO juga memberlakukan fitur contactless check-in dengan memanfaatkan scan QR code di meja resepsionis untuk mendapatkan akses kamar.
Bangun advokasi
Seiring dengan jaminan keamanan menginap lewat safecation, OYO memperkuat posisinya lewat perluasan jaringan pasar. OYO menggandeng MG Bedbank sebagai B2B Hospitality Marketplace untuk memperluas cakupan tamunya. “MG Bedbank memiliki jaringan dengan lebih dari 8.000 travel agents di seluruh Indonesia. Kami yakin dengan bergabung di dalamnya, OYO bisa memperluas cakupan pasar,” kata Agus.
Tidak berhenti di sana, jaringan akomodasi ini juga menyadari pentingnya advokasi merek untuk memperkuat posisinya di industri. OYO kemudian menghadirkan program referral bertajuk DISCOVER. Program ini mengajak pengguna lama untuk menawarkan OYO kepada pengguna baru, sebagai gantinya, pengguna lama akan mendapatkan tambahan diskon 40% dan Rp. 30.000 saat menginap .
“Pandemi memberikan pelajaran berharga yang mendorong OYO untuk terus memutar otak agar tetap bertahan. Kami yakin fokus kami terhadap safecation akan menjadi motor yang memperkuat bisnis OYO pada tahun 2021. Ke depannya, akan ada lebih banyak inovasi untuk memenuhi kebutuhan akomodasi konsumen di Indonesia,” tutup Agus.
Editor: Sigit Kurniawan