PT Unilever Indonesia, Tbk menyadari kondisi pasar saat ini tidak terlalu menggembirakan. Unilever harus menghadapi tantangan yang beragam. Beberapa tantangan tersebut, di antaranya adalah isu geopolitik, harga komoditas yang fluktuatif, devaluasi mata uang, dan melemahnya pasar. Unilever harus segera melakukan upaya untuk memperkuat bisnisnya agar bisa tetap bertumbuh dua kali lipat.
“Di tengah tantangan ini , kami terus berupaya untuk memperkuat posisi kami. Untuk itu, langkah-langkah strategis perlu kami ambil. Salah satunya dengan melakukan investasi di Indonesia. Kami percaya pabrik bumbu masak Royco dan Bango ini akan bisa memperkuat posisi kami di Indonesia,” kata Chief Supply Chain Officer Unilever Pier Luigi Sigismondi saat acara peresmian pabrik baru di Cikarang, Selasa (25/8/2015).
Sebagai salah satu investasi yang dilakukan adalah dengan membangun pabrik bumbu masak baru di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Jawa Barat. Pabrik dengan nilai investasi Rp 820 miliar ini merupakan bagian dari investasi total sebesar Rp 8,5 trilliun yang ditanamkan Unilever selama lima tahun terakhir. Pabrik yang memiliki luas bangunan 63.000 meter persegi ini memiliki kapasitas produksi sebanyak tujuh miliar pieces per tahun untuk produk Royco dan Bango.
Ditemui pada kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian RI Saleh Husin mengapresiasi langkah investasi yang dilakukan Unilever. Ia berharap agar industri makanan-minuman secara umum dan PT Unilever Indonesia, Tbk secara khusus terus memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara Indonesia. “Saya berharap Unilever Indonesia dapat meningkatkan investasi baik di bidang makanan minuman, maupun industri-industri lainnya,” tutur Saleh Husin.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Unilever Indonesia, Tbk Hemant Bakshi berharap, diresmikannya pabrik baru ini mampu memenuhi permintaan pasar di Indonesia hingga beberapa tahun mendatang. Selain untuk memenuhi permintaan pasar Indonesia, pabrik ini juga akan memenuhi permintaan ekspor ke beberapa negara di Asia, Eropa, dan Afrika di waktu mendatang.
Pabrik dengan lebih dari 600 tenaga kerja ini menggunakan eco efficiency technology dan menargetkan LEED Silver Certification. Pabrik sudah mengikuti persyaratan FSSC 22000, Halal, ISO 14000, dan ISO 18000 untuk memastikan kualitas terbaik dari produk-produk yang dihasilkan. Pabrik bumbu masak baru ini melengkapi delapan pabrik Unilever di Cikarang dan Rungkut, Surabaya.