Perkuat Daya Tahan Tubuh dengan Temulawak

marketeers article

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo telah meminta masyarakat untuk serius menerapkan social distancing dan hal preventif lainnya seperti menjaga pola hidup bersih sehat, demi menekan penyebaran wabah Virus Corona. Salah satu upaya yang tidak kalah penting adalah menjaga daya tahan tubuh.

Salah satu bahan alami yang dapat digunakan untuk memelihara daya tahan tubuh adalah temulawak atau Curcuma xanthorrhiza Roxb yang mengandung curcumin. Temulawak sudah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk pemeliharaan kesehatan, pencegahan dan pengobatan penyakit, serta pada masa pemulihan.

Prof. Dr. Chairul A. Nidom, Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari Professor Nidom Foundation (PNF)adalah salah satu sosok yang terlibat langsung saat penanganan wabah flu burung beberapa tahun lalu. Nidom menjelaskan bahwa COVID-19 seperti Flu Burung merupakan wabah internasional atau global.

Flu Burung tidak pandemi karena penularannya tidak secepat COVID-19. Risiko kematian flu burung di Indonesia bisa sampai 83,9%, tapi jumlah yang terinfeksi tidak terlalu banyak. COVID-19 lebih cepat penyebarannya karena bisa menular melalui kontak langsung antarmanusia. Oleh karena itu sangat penting bagi masyarakat untuk selalu menjaga daya tahan tubuh agar terhindar dari ancaman virus COVID -19.

Terkait dengan infeksi virus COVID-19, Nidom menjelaskan curcumin dalam temulawak mampu mengendalikan produksi sitokin akibat dari satu sel yang terinfeksi oleh virus, baik itu virus infuenza maupun Covid-19.

Sitokin adalah protein yang dihasilkan sistem kekebalan tubuh. Bila terpapar virus terus-menerus, bisa terjadi badai sitokin yang membuat paru-paru padat dan kaku sehingga terjadi sesak nafas bahkan gagal nafas dan bisa berlanjut ke kematian.

Nidom mengungkapkan, dalam penelitian yang ia lakukan pada tahun 2008 curcumin pada temulawak mampu mengendalikan sitokin inflamatori sehingga tidak terjadi badai sitokin.

Dr Inggrid Tania, M.Si., selaku Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisonal dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) jugamendukung hasil penelitian tersebut. Menurutnya, temulawak sudah dikonsumsi masyarakat Indonesia selama berabad-abad.

Inggrid menjelaskan, berdasarkan empirical experiental evidence, scientific evidence, dan clinical evidence temulawak terbukti aman dan memberikan manfaat daya tahan tubuh. Berbagai penelitian, terutama penelitian in-vitro dan praklinis di dunia terhadap curcumin menunjukkan bahwa curcumin bersifat antiperadangan, antivirus, antibakteri, antijamur, dan antioksidan.

DR. Raphael Aswin Susilowidodo, M.Si, VP Research and Development SOHO Global Healthmenganjurkan masyarakat untuk menggunakan temulawak yang telah diekstrak. Penggunaan temulawak yang telah diekstrakmenurut Aswin lebih efektif menjaga kesehatan tubuh karena kadar curcuminnya lebih terukur sehingga sesuai dengan kebutuhan tubuh.

“Untuk mendapatkan ekstrak curcumin 20 mg diperlukan 7500 mg temulawak segar. Kami pun memproduksi Curcuma FCT yang sangat simple dan nyaman digunakan pasien tanpa harus repot membuat rebusan,” ungkap Aswin.

Produk Unggulan SOHO yang berbasis temulawak ini terdiri dari dua varian, Curcuma tablet dan dan Curcuma Plus. Untuk Anak, Curcuma Plus tersedia dalam bentuk vitamin sirup dan tablet, serta susu pertumbuhan.  Sementara Curcuma FCT dalam bentuk tablet diperuntukkan kepada konsumen dewasa.

PT SOHO Global Health sebagai perusahaan farmasi yang memproduksi obat herbal modern yang terus fokus untuk mengembangkan potensi alam Indonesia. Perusahaan juga konsisten dalam mengembangkan temulawak. Di SOHO Centre of Excellence in Herbal Research (SCEHR) misalnya.

Fasilitas ini berupa perkebunan dan penelitian milik SOHO yang fokus pada penelitian dan budidaya Temulawak. Produk SOHO diklaim telah melalui uji toksisitas yang hasilnya menyatakan bahwa produk temulawak SOHO aman dikonsumsi.

Selain itu, dengan konsep Seed to Patient, SOHO berinovasi agar temulawak yang digunakan terstandard mulai dari proses bibit hingga teruji praklinik dan uji klinik. Proses penanaman sampai dengan pengolahannya pun telah mendapatkan sertifikasi pertanian organik dari Inofice, sebuah badan sertifikasi tanaman organik.

Related