Penetrasi perbankan syariah di Indonesia masih perlu untuk terus ditingkatkan. Karenanya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) secara aktif terus melakukan penguatan ekosistem ekonomi syariah lewat beragam aksi korporasi.
Hery Gunardi, Direktur Utama BSI mengatakan kali ini perusahaan mengukuhkan kembali komitmennya dalam memperkuat ekosistem Islam di Indonesia melalui kemitraan strategis dengan Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Dayah Mahyal Ulum Al-Aziziyah di Aceh.
“Kolaborasi ini bertujuan untuk memperkuat layanan perbankan syariah dalam ekosistem pesantren. Bersama YLPI Dayah Mahyal Ulum Al-Aziziyah, BSI memfasilitasi payroll SPP santri dan mendukung operasional pesantren melalui berbagai fasilitas perbankan yang disediakan,” kata Hery dikutip dari website BSI, Kamis (16/11/2023).
BACA JUGA: BSI Bangun Kantor Baru dengan Konsep Green Building
Selain dalam lingkup bisnis, kolaborasi juga dilakukan dalam lingkup sosial, yang ditandai dengan pemberian bantuan senilai Rp 500 juta oleh BSI. Bantuan ini diharapkan dapat membawa manfaat signifikan bagi peningkatan fasilitas pendidikan dan pembelajaran bagi para santri di YLPI Dayah Mahyal Ulum Al-Aziziyah.
“Ini merupakan aksi nyata bentuk dukungan dan komitmen BSI terhadap perkembangan ekosistem pesantren, termasuk sumber daya manusianya. Dengan menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang representatif, BSI berharap pesantren dapat menjadi pusat literasi dan pengembangan ekonomi bagi masyarakat dan lingkungan di sekitarnya,” ujarnya.
Sebagai institusi perbankan syariah, BSI terus berupaya meningkatkan peran dan kontribusinya dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, termasuk mendukung ekonomi berbasis pesantren.
BACA JUGA: Pantomimer Rujak Berikan Edukasi Creative Thinking di Pesantren JMC
Dalam konteks lebih luas, Hery menjelaskan sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi ekosistem Islami yang sangat besar. Negeri ini juga diperkaya dengan sarana pendidikan berbasis Islami yang besar.
Data hasil pemetaan Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam Kementerian Agama tahun 2020 & 2021 menunjukkan, dari 11.868 pondok pesantren yang diteliti sebagian besar sudah mempunyai bisnis atau usaha yang diolah sendiri, hanya sedikit yang belum memiliki bisnis atau usaha.
“Dari jumlah tersebut, 90,48% sudah memiliki usaha, sedangkan sisanya masih belum memiliki usaha. Potensi ini harus dioptimalkan untuk memperkuat keuangan syariah di Indonesia dan pada akhirnya juga dapat mendukung pertumbuhan perekonomian negara,” ucapnya.
BACA JUGA: Dorong Generasi Muda Punya Rumah, BSI Sasar Daerah Sub-Urban
Dalam upaya meningkatkan potensi ekonomi dan layanan perbankan syariah, perusahaan pun fokus pada lebih dari 18.000 pesantren potensial yang tersebar di seluruh Indonesia. Langkah ini diambil untuk mendukung percepatan implementasi ekosistem Islami di Tanah Air.
Adapun data Kementerian Agama mencatat per Juli 2023, jumlah pesantren secara total di seluruh Indonesia mencapai lebih dari 39.000 pesantren, dengan jumlah santri mencapai lebih dari 4 juta orang. Hery menekankan pesantren dianggap sebagai fokus utama yang dapat memberikan dampak positif pada pengembangan pasar dan ekosistem Islam.
“Pesantren memiliki peran strategis dalam pengembangan ekonomi syariah di Tanah Air. Oleh karena itu, kami terus berupaya mengkaji skema yang tepat dan efisien agar pesantren dapat memberikan kontribusi yang lebih besar,” kata dia.
Hingga saat ini, perusahaan pun telah menjalin kerja sama dengan lebih dari 8.000 pesantren di Indonesia. Berbagai inisiatif pengembangan ekonomi di lingkungan pesantren melibatkan pembiayaan Pertashop, dukungan untuk UKM dan Agen BSI Smart, layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif.
Selain itu, perusahaan juga aktif mendukung manajemen masjid dan mendorong kewirausahaan melalui program Talenta Wirausaha BSI bagi para santri pesantren.
Editor: Ranto Rajagukguk