Layanan pesan-antar makanan di Indonesia terus berkembang selama setahun terakhir. Situasi pandemi menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan positif dari bisnis tersebut. Salah satu pemain yang mengambil momentum ini adalah Hangry.
Mengawali bisnis pada akhir tahun 2019, Hangry mengalami perkembangan pesat. Terlihat dari jumlah gerainya saja yang sudah mencapai lebih dari 40 gerai tersebar di Jabodetabek dan Bandung. Kini, Hangry yang mengusung model bisnis cloud kitchen melakukan inovasi untuk menghadapi tahun 2021.
Awal tahun ini, Hangry memperkuat omnichannel dengan memperkenalkan restoran dine-in pertama mereka yaitu Hangry the Alley. Ini merupakan pendekatan baru yang dihadirkan sebagai titik temu para penikmat brand-brand naungan Hangry, seperti Moon Chicken, San Gyu, Dari Pada, Nasi Ayam Bude Sari, dan Ayam Koplo.
“Pada Desember 2020, kami berhasil menjual 17.000 porsi makanan dalam sehari. Kami melihat minat masyarakat terhadap produk Hangry cukup tinggi. Itu menjadi salah satu alasan kami untuk berinovasi dan berekspansi dalam bentuk restoran dine-in,” pungkas CEO Hangry Abraham Viktor.
Tidak hanya meningkatkan pengalaman offline dan online dari pelanggan lewat sistem dine-in saja, Hangry juga menyuguhkan kegiatan rutin seperti mukbang competition. Dengan kegiatan ini, Hangry berharap bisa makin dekat dengan konsumen.
Saat ini, Hangry the Alley hanya tersedia di Jakarta, tepatnya Puri Pesanggarahan. Dibuka awal Januari lalu, Hangry menerapkan protokol kesehatan COVID-19 dengan pendataan pelanggan, menyediakan sarana cuci tangan, mengecek suhu, dan memberlakukan social distancing.
Editor: Sigit Kurniawan