Perkuat Prinsip ESG, BRI Maksimalkan Program BRI Menanam

marketeers article
Bank BRI, sumber gambar: 123rf

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI memperkuat penerapan prinsip Environmental (Lingkungan), Social (Sosial), dan Governance (Tata Kelola yang baik) atau ESG. Kali ini, perbankan pelat merah itu menuangkannya dalam program BRI Menanam dan akan dijalankan secara berkelanjutan dan konsisten.

Sunarso, Direktur Utama BRI mengatakan BRI Menanam merupakan upaya perseroan melaksanakan salah satu inisiatif ESG melalui penyerapan emisi karbon dan pengembangan komunitas.

 “Program BRI Menanam diharapkan menjadi program penggerak ekonomi lokal sebagai wujud kolaborasi antara perusahaan dengan entitas masyarakat untuk menerapkan aspek-aspek ekonomi, sosial dan lingkungan,” kata Sunarso dalam keterangan di Jakarta, Selasa (23/8/2022).

Perusahaan akan menanam lebih dari 1,75 juta pohon produktif yang dilakukan secara bertahap. Sebanyak lebih dari 750 ribu bibit ditanam pada 2022 dan sekitar 1 juta bibit lagi akan ditanam pada 2023.

Untuk 2022, sekitar 376 ribu bibit disalurkan untuk lahan desa, 226 ribu bibit untuk nasabah eksisting dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI, dan 151 ribu bibit untuk nasabah baru dari KUR BRI. Selain itu, sebanyak 100.000 paket bibit Hortikultura akan disalurkan kepada 1.000 kelompok Mekar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) yang ada di wilayah Provinsi DKI Jakarta.

“BRI Menanam merupakan wujud nyata dan upaya berkelanjutan BRI dalam merealisasikan prinsip ESG serta mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) Indonesia di tahun 2030, sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Presiden No. 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada tanggal 4 Juli 2017,” ujar Sunarso.

Program BRI Menanam sendiri akan dilaksanakan bertahap dimulai pada perayaan HUT ke-77 Republik Indonesia pada 17 Agustus 2022 lalu hingga tahun depan di berbagai wilayah Indonesia. Selanjutnya, Kelompok PNM Mekaar akan diberi pendampingan tentang urban framing dan grading sayur untuk menambah nilai jual komoditas ke pasar.

Konsep urban farming menggunakan vertikal hortikultura, vertikal polybag, dan botol bekas dengan tanaman hortikultura yang akan ditanam berupa cabai, terong, daun bawang, seledri, dan kemangi.

“Di tengah kota Jakarta yang relatif padat aktivitas dan jumlah penduduk, penanaman tanaman hortikultura dilakukan dengan konsep Urban Farming seperti menanam cabai rawit, terong, daun bawang, kemangi, seledri, dan lain-lain. Dengan demikian, perusahaan dapat turut mewujudkan sustainable city and community khususnya di wilayah urban,” tuturnya.

Related