Awal tahun 2020 beberapa wilayah di kawasan Jabodetabek mengalami bencana banjir. Banjir yang disebabkan oleh hujan deras dalam durasi waktu yang panjang, sejak sore hari (31/12/2019) hingga siang hari di keesokan harinya menyebabkan beberapa kawasan terendam banjir.
Level kedalaman banjir pun beragam. Tidak hanya kawasan yang rutin menjadi langganan banjir, beberapa kawasan yang sebelumnya tidak banjir pun turut merasakan banjir di awal 2020 ini. Tentunya banjir ini menimbulkan beberapa pertanyaan, salah satunya apakah perlu menjual rumah yang kerap terkena dampak banjir.
Menurut Ferry Salanto, Senior Associate Director Colliers International Indonesia, secara jangka pendek akan ada hasrat orang untuk menjual rumah, terlebih bila rumahnya terkena dampak banjir yang parah. Namun, bencana banjir tidak serta merta menjadi momentum untuk menjual rumah. Ia merujuk pada beberapa kawasan di Jakarta yang sering menjadi langganan banjir namun kawasan tersebut tetap saja menjadi rebutan para pencari rumah.
“Contoh area Kelapa Gading di Jakarta Utara itu sering terdampak banjir tetapi orang tidak kapok untuk membeli properti di area Kelapa Gading,” ujar Ferry di Jakarta, Rabu (8/1).
Menurutnya meskipun terdampak banjir berkali-kali kawasan Kelapa Gading menjadi area yang sering dicari oleh pencari rumah. Harga rumah dan properti lainnya juga terus stabil.
Hal yang sama juga berlaku di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Beberapa area di kawasan Kemang juga terdampak banjir. Namun tetap saja Kemang menjadi salah satu kawasan yang premium di Jakarta. Area Kemang juga masih menjadi favorit kalangan ekspatriat untuk menetap di Jakarta.
“Banyak orang yang tinggal di sana itu sudah merasa nyaman. Di Kelapa Gading, seluruh infrastruktur dan hiburan lengkap tersedia,” ujarnya.
Menjual properti di saat banjir pun tidak menjamin akan segera laku. Dari sisi harga pun tidak langsung akan turun. Hal ini berbeda-beda untuk masing-masing kawasan.
Namun, bila ingin membeli atau menjual rumah paska banjir ada beberapa hal yang bisa dipertimbangkan. Identifikasi dari penyebab banjir tersebut. Setelahnya identifikasi juga apakah dalam waktu dekat akan ada strategi penanggulangan banjir dari pemerintah setempat, seperti pembuatan tanggul, perluasan area hijau, hingga pelebaran selokan.
Editor: Sigit Kurniawan