Permintaan iPhone 14 Tak Sesuai Harapan, Apple Batal Naikkan Produksi
Apple Inc membatalkan rencana untuk meningkatkan produksi iPhone barunya, yaitu iPhone 14 pada sisa tahun 2022. Lonjakan permintaan yang diantisipasi baru-baru ini ternyata tak sesuai proyeksi perusahaan.
Demikian laporan Bloomberg News yang dikutip dari Reuters, Rabu (28/9/2022). Apple mengatakan kepada pemasok untuk membatasi upaya untuk meningkatkan perakitan rilisan seluruh produk iPhone 14.
Bloomberg mencatat jumlah pembatasan produksi tersebut mencapai 6 juta unit pada paruh kedua tahun 2022. Sebagai gantinya, perusahaan yang bermarkas di Cupertino, California ini akan memproduksi 90 juta handset hingga akhir 2022.
Target produksi itu hampir sama dengan tahun lalu dan sejalan dengan perkiraan awal Apple musim panas lalu. Dari perilisan modal terbaru, permintaan untuk iPhone 14 Pro dengan banderol yang lebih tinggi justru lebih kuat ketimbang versi entry level.
Alhasil, pemasok Apple mengalihkan kapasitas produksi iPhone dengan harga lebih rendah ke model premium.
Belum lama ini, Apple berkomitmen secara perlahan-lahan mengurangi kebergantungan terhadap Cina dengan mulai merakit beberapa perangkatnya di India dan Vietnam. Raksasa teknologi asal Cupertino itu tengah bersiap untuk menjadikan kedua negara sebagai pusat manufaktur global utama.
Analis JP Morgan menyatakan Apple bakal memindahkan 5% produksi iPhone 14 global ke India pada akhir 2022 dan memperluas kapasitas produksinya sebanyak 25% dari semua iPhone pada 2025. Sementara itu, Vietnam akan berkontribusi sebanyak 20% dari semua produksi iPad dan Apple Watch, 5% Macbook, dan 65% AirPods pada tahun 2025.
Dikutip dari TechCrunch, Kamis (22/9/2022), India telah menarik investasi dari Foxconn dan Wistron dalam beberapa tahun terakhir dengan menawarkan berbagai fasilitas insentif yang menguntungkan. Pasalnya, New Delhi tengah gencar mendorong negaranya untuk menjadi pusat manufaktur global.
“Kehadiran raksasa asing, ditambah dengan sumber daya dan tenaga kerja yang cukup dan biaya tenaga kerja yang kompetitif membuat India menjadi lokasi yang diinginkan,” kata analis JP Morgan.