Banyaknya aktivitas yang dilakukan di rumah membuat permintaan terhadap busana rumahan atau kasual meningkat. Hal ini dialami oleh merek fesyen pria, Cottonology. Menanggapi situasi ini Cottonology meningkatkan jumlah produksi untuk memenuhi permintaan. Tidak hanya jumlah produksi, mereka juga merekrut tenaga kerja tambahan demi mendapatkan hasil yang optimal.
Mengacu pada DNA social entrepreneurship, Cottonology memberdayakan penduduk di sekitar tempat produksi mereka. “Kami ingin keberadaan Cottonology juga berkontribusi untuk ekonomi mikro di lingkungan kami. Saat ini, kami menambah tenaga kerja sebesar 5% dibandingkan sebelum terjadinya pandemi untuk produksi kemeja,” ujar CEO Cottonology Carolin Danella Laksono.
Selama wabah berlangsung, Cottonology telah meluncurkan 20 model kemeja. Bertambahnya permintaan pun menuntut perusahaan untuk terus menambah tenaga kerja.
Produk Cottonology bisa didapatkan lewat platform e-commerce seperti Shopee, Lazada, Blibli, Tokopedia, dan Bukalapak. Berkat penjualan di berbagai saluran tersebut, Cottonlogy telah menjual lebih dari 400 ribu produk di seluruh Indonesia.
Editor: Ramadhan Triwijanarko