Tren bersepeda kembali menghangat dalam beberapa bulan terakhir di kota-kota besar di Indonesia. Tren ini mulai muncul dikala pandemi – dimana keinginan masyarakat untuk beraktivitas dan berolahraga di luar ruangan perlahan meningkat setelah penerapan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di sejumlah daerah mulai dilonggarkan.
Hal ini memicu lonjakan permintaan sepeda di tanah air. Penjualan sepeda di beberapa e-commerce meningkat 40% – 156% mulai bulan Maret hingga Juni. Lonjakan demand melesat tinggi secara merata di berbagai tipe sepeda – termasuk untuk seri sepeda lipat.
Tren ini membuat beberapa merek sepeda melakukan peningkatan produksi dan peluncuran produk terbaru. “Untuk Polygon sendiri, tren ini terasa setelah lebaran – permintaan sepeda dari kota-kota besar terutama untuk seri sepeda lipat terus meningkat. Maka dari itu kami menghadirkan varian sepeda lipat terbaru kami guna memenuhi kebutuhan konsumen”, terang Devina Susilo selaku Head of Global Marcomm Polygon Bikes Indonesia.
Menjawab hal tersebut, Polyon melakukan pembaharuan dan merilis seri sepeda lipat andalannya, Urbano. Polygon memiliki strategi produk wide range, dengan memproduksi total 350 varian sepeda setiap tahun, mulai dari sepeda gunung, sepeda balap, BMX dll. Urbano, seri sepeda lipat utama menjadi salah satu varian yang dirilis untuk melengkapi dan memenuhi kebutuhan gaya hidup bersepeda.
Polygon meyakini tren sepeda lipat merupakan salah satu era baru dalam bersepeda. Banyak pesepeda yang mementingkan fleksibilitas dan kepraktisan. Tidak hanya sebagai sarana transportasi substitusi kendaraan umum.
Seri Polygon Urbano terbaru hadir dalam dua tipe – Urbano 3 dan Urbano 5. Secara harga, Polygon Urbano sendiri ditawarkan pada harga 4 juta-an