PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) memperkirakan permintaan soda ash mencapai 1,2 juta metrik ton per tahun pada 2030. Hal ini didorong oleh pesatnya industrialisasi yang terjadi di Tanah Air.
Sebagai informasi, soda ash merupakan turunan dari natrium karbonat yang sering digunakan sebagai bahan dasar berbagai industri. Biasanya, bahan ini digunakan untuk produk-produk deterjen, kaca, dan pupuk.
BACA JUGA: Susun Roadmap Bisnis 40 Tahun, Pupuk Kaltim Fokus pada Energi Ramah Lingkungan
Hanggara Patrianta, Direktur Operasi dan Produksi PKT mengatakan tingginya permintaan domestik terhadap soda ash tercermin dari jumlah impor yang mencapai 916.000 metrik ton. Dia bilang seluruh kebutuhan komoditas ini harus diimpor lantaran belum adanya produsen di Indonesia.
“Untuk kita ketahui bersama pada tahun 2022 kemarin tercatat bahwa impor soda ash untuk kebutuhan domestik mencapai 916.000 metrik ton per tahun dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 1,2 juta metrik ton per tahun di tahun 2030,” kata Hanggara dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Selasa (6/6/2023).
BACA JUGA: Pupuk Kaltim Bakal Bangun Pabrik Urea Baru di Fakfak
Perseroan sebagai salah satu anak usaha badan usaha milik negara (BUMN) bakal menangkap peluang tersebut dengan membangun pabrik soda ash di Bontang, Provinsi Kalimantan Timur. Pabrik ini ditargetkan bisa memproduksi sebanyak 300.000 metrik ton soda ash per tahun sehingga bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri sebesar 30%.
Hanggara menyebut pembangunan pabrik soda ash merupakan salah satu langkah untuk melakukan diversifikasi produk dan menggenjot pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan. Selain itu, pabrik tersebut juga akan dilengkapi berbagai macam teknologi terkini untuk mendorong penggunaan energi baru terbarukan (EBT).
“Sebagai pionir penerapan green energy di segmen petrokimia Indonesia, Pupuk Kalimantan Timur senantiasa berorientasi pada pertumbuhan dan keberlanjutan. Hal tersebut telah kami tuangkan dalam roadmap pertumbuhan pupuk kaltim 40 tahun ke depan,” ujarnya.
Di sisi lain, dalam mencapai target peralihan menuju energi ramah lingkungan dilakukan dengan diversifikasi usaha. Praktik ini tengah menjadi fokus perusahaan, selain karena potensi yang menjanjikan, hal ini diyakini mampu mendukung terciptanya emisi nol.
Oleh karena itu, PKT berupaya untuk melakukan diversifikasi usaha dengan bahan baku energi terbarukan. Salah satu strategi utama yang akan kami gerakkan adalah proses hilirisasi atau memproduksi produk turunan amonia dan urea.
Selain itu, perusahaan juga tidak hanya akan melakukan ekspansi, namun juga akan melakukan diversifikasi ke produk-produk berbasis gas alam lainnya. Selanjutnya, Pupuk Kaltim berupaya untuk menjadikan emisi gas buang menjadi komoditas bisnis baru dengan menjalankan praktik ekonomi sirkular.
Dengan memanfaatkan zat yang normalnya hanya menjadi emisi gas buang, tidak hanya mampu menciptakan komoditas baru, tetapi juga dapat menghasilkan bisnis yang lebih hijau.
Editor: Ranto Rajagukguk