LinkAja terus meningkatkan relevansinya di pasar keuangan digital di Indonesia. Pemain dari BUMN ini memperkuat fungsinya dengan bekerja sama dengan Pertamina Gas, sebagai salah satu opsi pembayaran produk bahan bakar gas.
Pertamina Gas (Pertagas) merupakan solusi energi alternatif untuk mengganti bahan bakar minyak bumi. Perubahan kebiasaan membayar secara digital dilirik sebagai salah satu cara untuk menarik lebih banyak masyarakat untuk menggunakan bahan bakar gas untuk kehidupan sehari-hari. Inilah yang menjadi alasan kerja sama pembukaan kanal pembayaran digital Pertagas menggunakan platform LinkAja.
“LinkAja berkomitmen untuk menjadi solusi bagi berbagai kebutuhan harian masyarakat dengan memperluas akses pembayaran nontunai yang memudahkan kehidupan sehari-hari. Kami senang sekali dapat menjadi bagian dari ekosistem pembayaran Pertagas dalam menyediakan energi yang ramah lingkungan. Kami harap kehadiran layanan ini dapat memberikan lebih banyak kemudahan bagi pengguna Pertagas dan pengguna setia kami,” tutur Danu Wicaksana, Direktur Utama LinkAja di Jakarta, Jumat (13/12/2019).
Hingga saat ini, Pertagas sudah hadir di 15 kota, dengan 90.000 pengguna yang tersebar di area Bunyu, Prabumulih, Ogan Ilir, Subang, Cikarang, Lhoksukon, Jambi, Sengkang, Pekanbaru, Lhokseumawe, Sidoarjo, Balikpapan, Cilegon, Bekasi, dan Mojokerto. Hadirnya LinkAja dalam ekosistem pembayaran Pertagas tidak hanya untuk mempermudah proses pembayaran, tapi juga mendorong masyarakat untuk melakukan pembayaran non-tunai.
“Kerja sama ini sekaligus mendorong program pemerintah untuk meningkatkan transaksi non-tunai di Indonesia. Sebagai platform, LinkAja mendukung program ini salah satunya lewat ekosistem pembayaran produk layanan BUMN,” lanjut Danu.
Dalam rangka perkenalan kanal pembayaran baru, Pertagas dan LinkAja menghadirkan progam cashback 10% bagi pelanggan Pertagas yang melakukan pembayaran pascabayar lewat aplikasi LinkAja. Program ini akan berjalan sepanjang Desember 2019. Sementara itu, program pembayaran prabayar akan dibuka mulai Januari 2020 mendatang.
Editor: Sigit Kurniawan
