Berdasarkan survei mingguan pada harga-harga yang dilakukan Bank Indonesia didapat hasil bahwa pad Mei 2018, tingkat inflasi mencapai 0,22%. Proyeksi tersebut terbilang rendah jika dibandingkan dengan inflasi satu bulan sebelum Hari Raya Idul Fitri pada tahun-tahun sebelumnya.
Pada tiga puluh hari sebelum Idul Fitri tahun lalu atau Mei 2017, inflasi tercatat 0,39%. Pada tahun 2016, inflasi sebulan sebelum Lebaran 0,66% (Juni). Sementara pada tahun 2016, inflasi 0,54% saat H-30 sebelum Lebaran.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, hasil proyeksi tersebut lebih rendah dari penerawangan sebelumnya yang sebesar 0,55%. “Jadi ini kinerja yang baik, inflasi terjaga rendah,” kata Agus,
Ini patut menjadi hal yang dibanggakan pemerintah, sebab sudah menjadi hal yang lazim apabila inflasi akan meroket ketika memasuki momen Ramadan. Hal tersebut biasanya terjadi karena naiknya harga sejumlah komoditas, semisal daging ayam, bawang merah, cabai, dan telur.
Agus meminta kepada pihak-pihak terkait untuk menangani lalu lintas komoditas pada saat Ramadan dan menjelang lebaran. Karena pada masa-masa itu, biasanya inflasi tiba-tiba meninggi. Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembelian massif yang tidak wajar pada masa Ramadan yang membuat harga rentan naik.
Agus yakin apabila, inflasi hingga tahun 2018 masih sesuai target yaitu 3,5% plus minus 1%.