PT Pertamina International Shipping (PIS) berhasil memiliki kapal gas dual fuel yang ramah lingkungan terbesar di dunia. Ini merupakan kapal pertama di Indonesia dengan jenis Very Large Gas Carrier (VLGC) atau kapal tanker gas raksasa yang masuk dalam jajaran kapal pengangkut gas terbesar di dunia.
Nicke Widyawati, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) mengatakan penandatanganan protokol pengiriman dan penerimaan Kapal VLGC PG Amaryllis resmi berlangsung di Singapura. Langkah tersebut merupakan bagian dari usaha perusahaan energi pelat merah untuk menekan emisi gas karbon.
“Selamat kepada PIS yang kini telah memiliki VLGC dual fuel pertama yang menggunakan low sulfur fuel oil and gas sebagai bahan bakarnya. Ini merupakan langkah nyata PIS dalam program dekarbonisasi menuju net zero emission,” ujar Nicke melalui keterangannya, dikutip Rabu (8/2/2023).
BACA JUGA: Pertamina Targetkan Miliki 300 Mobil Tangki Ramah Lingkungan pada 2025
Sementara itu, Yoki Firnandi, Chief Executive Officer (CEO) PIS menjelaskan kapal VLGC PG Amaryllis ini memiliki kapasitas hingga 90.000 kubik meter dalam sekali angkut. Dia bilang ada banyak keunggulan kapal PG Amaryllis yang kini menjadi milik perusahaan.
Selain memiliki kapasitas muatan yang sangat besar, kapal juga memiliki dual engine di mana mesin penggerak kapal ini terdiri dari Low Sulfur Fuel Oil (LSFO) dan LPG yang akan membantu untuk efisien di sisi operasional. Kemudian, memiliki kapasitas muatan terbesar di kelasnya dengan penggunaan bahan bakar yang lebih efisien.
Kapal Amaryllis diyakini bisa memberi keuntungan yang banyak bagi perusahaan dan juga bisnis energi yang lebih ramah lingkungan. Kepemilikan kapal ini sekaligus menunjukkan komitmen PIS dalam dekarbonisasi.
BACA JUGA: Rekomendasi Pertamina Soal Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
“Ini merupakan kapal terbesar di kelasnya, saat ini kapal VLGC yang telah dimiliki PIS yakni PG 1 dan PG 2 yang masih berukuran di bawah itu. Dengan kapasitas besar ini, secara tonase kapal bisa diutilisasi secara optimal untuk mendorong revenue yang maksimal,” kata Yoki.
Selain itu, Yoki menyebut kapal ini juga siap untuk mengangkut amonia dan bisa menjadi chemical transporter. Dia mengklaim kapal ini merupakan yang terbesar untuk memuat amonia.
“Kami meyakini kapal ini tidak hanya akan memberikan benefit dari sisi komersial, tapi juga sisi keberlanjutan (environmental, social, and corporate governance/ESG) dan komitmen ramah lingkungan perusahaan,” tuturnya.
Editor: Ranto Rajagukguk