Pertamina International Shipping Bidik Kontribusi Bisnis Hijau 34%

marketeers article
Eka Suhendra, Direktur Business Planning PIS. (Sumber gambar: Pertamina International Shipping )

PT Pertamina International Shipping (PIS) membidik peningkatan kontribusi bisnis hijau menjadi 34% pada tahun 2034. Upaya ini dilakukan untuk mengakselerasi inisiatif dekarbonisasi agar mencapai target pengurangan karbon emisi hingga nihil pada tahun 2050.

Eka Suhendra, Direktur Business Planning PIS menjelaskan, target pengurangan karbon emisi sudah selaras dengan strategi jangka panjang dari organisasi International Maritime Organization (IMO).

Dengan komitmen ini, PIS tidak hanya mendukung inisiatif global untuk melawan perubahan iklim, tetapi juga meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya operasional terkait emisi.

“Pertamina dan PIS memiliki komitmen dalam peningkatan sustainability dan green economy dalam operasionalnya sebagai bagian dari transformasi hijau bersama. Strategi kami untuk mencapai realisasi target jangka panjang tersebut adalah melalui pengurangan emisi sebesar 32% pada 2030 yang merupakan langkah awal untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2050,” ujar Eka melalui keterangan resmi, Selasa (27/8/2024).

Eka melanjutkan, misi ini sesuai target dari International Maritime Organization (IMO). Menurutnya, dalam mendukung realisasi target jangka panjang tersebut, PIS telah melakukan sejumlah inovasi khusus untuk mengurangi produksi emisi karbon dalam seluruh lini bisnisnya. Salah satunya melalui pengembangan teknologi Energy Saving Devices dan pengembangan desain kapal yang ramah lingkungan.

BACA JUGA: Pertamina International Shipping Tekan Polusi dengan 2 Teknologi

“Pertamina punya 10 fokus sustainabilitas operasi yang terbagi dalam tiga komponen utama yakni Environmental, Social, dan Governance. Contohnya terkait perlindungan keanekaragaman hayati, PIS telah melakukan investasi pemasangan ballast water treatment di armada kapal untuk meminimalisir kerusakan ekosistem laut di sekitar kapal,” ujarnya.

Tidak hanya itu, PIS juga turut memberlakukan inovasi-inovasi teknologi hijau untuk kapal baru dan konversi bahan bakar melalui teknologi dual fuel yang dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar hingga 30%.

Selain mengurangi produksi karbon emisi, PIS juga menargetkan peningkatan signifikan terhadap kontribusi laba yang dihasilkan dari Green Cargo Business, seperti Liquified Natural Gas (LNG) dan Liquified Carbon Dioxide (LCO2).

“PIS juga memiliki aspirasi sampai tahun 2034 untuk meningkatkan revenue dari low carbon business seperti LPG, LNG, dan amonia,” kata Eka.

Perusahaan berharap melalui berbagai inisiatif dan strategi yang telah diimplementasikan, PIS dapat meningkatkan kontribusi sektor bisnis hijau menjadi 34% dalam sepuluh tahun ke depan. Saat ini angka tersebut berada di sekitar 15% dari total kontribusi bisnis PIS.

Lebih lanjut, Eka memaparkan salah satu strategi PIS untuk meningkatkan kontribusi bisnis hijau adalah melalui pasar bahan bakar hijau. Volume perdagangan LPG dunia diproyeksi akan tumbuh 13% dalam lima tahun ke depan.

Adapun impor LPG dari empat negara besar di Asia, yaitu Cina, Jepang, Korea Selatan, dan India diproyeksikan bakal naik 35,4% pada tahun 2028.

BACA JUGA: Berkat Transformasi, Laba Pertamina International Shipping Naik 60%

Di Indonesia, permintaan LPG untuk kebutuhan rumah tangga akan naik rata-rata 3,9% per tahun sampai tahun 2030. Sementara untuk amonia, volume perdagangannya diproyeksikan naik rata-rata 22,5% per tahun hingga 2028.

Untuk melayani pasar bahan bakar hijau yang terus berkembang, PIS mendatangkan dua unit kapal tanker baru berupa Very Large Gas Carrier (VLGC) yang dikhususkan untuk mengangkut muatan LPG dan Amonia.

Dengan hadirnya dua unit kapal tersebut, diharapkan PIS dapat meningkatkan kapasitas pengangkutan bahan bakar low carbon baik di dalam maupun luar negeri.

“Strategi jangka panjang kami untuk memangkas produksi karbon emisi dan meningkatkan kontribusi bisnis hijau sudah sejalan dengan visi Nol Emisi Pemerintah Indonesia pada tahun 2060. Meskipun kami menargetkan 10 tahun lebih cepat pada tahun 2050. Ke depannya kami berharap PIS dapat menjadi pelopor dalam program dekarbonisasi khususnya di industri shipping,” pungkasnya.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related

award
SPSAwArDS