PT Pertamina International Shipping (PIS) kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung program net zero emission (NZE) 2060 yang dicanangkan pemerintah Indonesia. PIS juga turut andil dalam mengurangi polusi udara dengan menerapkan kebijakan dekarbonisasi lewat teknologi panel surya dan kapal dual fuel.
Yoki Firnandi, CEO PIS menuturkan perusahaan harus memenuhi regulasi dan standar bisnis yang berkelanjutan.
“Oleh karenanya, PIS selalu mengedepankan aspek lingkungan dalam operasionalnya melalui inisiatif jangka pendek maupun panjang,” kata Yoki dikutip dari website Kementerian BUMN, Selasa (22/8/2023).
Rencana jangka panjang itu diwujudkan dengan membangun atau membeli kapal berbahan bakar lebih ramah lingkungan, seperti kapal berbahan bakar LPG, LNG, green ammonia, green hydrogen dan biofuel dual fuel vessel.
“Tahun ini PIS sudah mengakuisisi kapal VLGC berbahan bakar LPG dual fuel bernama Pertamina Gas Amaryllis. Pertamina Gas Amaryllis merupakan salah satu kapal pengangkut gas terbesar di dunia, yang juga menjadi kapal pertama bertenaga dual fuel LPG di Pertamina dan Indonesia,” ujarnya.
Tidak hanya itu, PIS juga mengoptimalkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan dalam operasional bisnis. Termasuk di bisnis anak-anak usaha seperti PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) dan PT Pertamina Energy Terminal (PET).
BACA JUGA: Turunkan Emisi Gas, Seluruh SPBU Pertamina Salurkan B35
PTK sendiri tercatat sukses menekan gas buang karbon dioksida (CO2) sebesar 74,03 ton per tahun melalui penerapan program dekarbonisasi di operasional perusahaan. Reduksi gas buang tersebut diperoleh dari program penerapan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di armada kapal Transko Pari 01 dan energy substitution shore connection di PTK Port Plaju.
Menurutnya, penggunaan PLTS di Transko Pari 01 menekan 39.01 ton gas karbon dioksida (CO2) per tahun dan menghasilkan efisiensi penggunaan fuel dengan estimasi sebesar Rp 200 juta.
BACA JUGA: Kebut Transisi Energi, Pertamina Anggarkan Rp 1.000 Triliun
Sementara itu, PET sukses menekan emisi karbon hingga 194,34 ton selama semester pertama tahun ini dengan pemasangan PLTS di dua terminal strategis. Berdasarkan jurnal yang diterbitkan oleh United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), industri shipping dunia tercatat berkontribusi hingga 3% dalam emisi karbon dunia.
“Namun bukan berarti dengan porsi tersebut kita tidak melakukan sesuatu untuk mengurangi polusi dan emisi,” tuturnya.
Editor: Ranto Rajagukguk