Kepemimpinan yang baik teruji ketika berada di situasi sulit dan kompleks. Sosok Andria Nusa cocok mewakili model pemimpin seperti itu. Di tengah situasi industri pelumas yang sulit, Andria mampu mengantar Pertamina Lubricants pada prestasi gemilang di tengah kompleksitas industri.
Para pemain industri pelumas di Indonesia saat ini dituntut untuk memutar otak. Maklum, kondisi pasarnya sedang mengalami kompleksitas. Dan, ini menuntut para pemainnya berinovasi dalam rangka mempertahankan diri. Secara nasional, pertumbuhan industri ini secara nasional terus tergerus, meski masih menunjukkan tren positif di tahun ini.
Kondisi itulah yang saat ini dialami oleh Pertamina Lubricants dan berhasil disiasati oleh Andria Nusa selaku Director Sales & Marketing PT Pertamina Lubricants. “Sebetulnya, Industri pelumas otomotif masih cukup bagus. Pertumbuhannya masih positif meski semakin rendah tetapi tetap menunjukkan ke arah positif. Di sini, kami bermain di sektor pelumas otomotif dan industri,” ujar Andria.
Menurutnya, kondisi ini terjadi seiring dengan pertumbuhan dua sektor itu sendiri. Misalnya, industri otomotif yang pertumbuhannya belum terlihat signifikan setelah mengalami stagnasi beberapa tahun belakangan. Kondisi ini tentu memengaruhi industri pelumas.
Apalagi, semakin ketatnya persaingan di industri ini membuat para pemain tergerak membangun daya saing melalui teknologi. Hasilnya, penggunaan pelumas saat ini semakin panjang masa pakainya. Jika dulu kita menemui penggunaan oli mobil di kilometer 2.500, saat ini penggunaanya bisa mencapai 10.000 kilometer.
Kondisi yang sama juga terjadi di sektor industri. Perkembangan teknologi di sana, membuat para pemain banyak yang beralih ke alat dengan konsumsi gas. Alhasil penggunaan pelumas pun berkurang. Meski begitu, kontribusi sektor industri ke bisnis Pertamina Lubricants masih sekitar 60%.
“Meski begitu, pertumbuhan dari sektor otomotif tahun ini akan lebih besar. Kami melihat strategi yang kami tanam beberapa tahun lalu, sudah mulai membuahkan hasil, khususnya di sektor ritel,” ungkap Andria.
Andria mengungkapkan, salah satu strategi tersebut adalah soal pendekatan jaringan distribusi mereka, seperti outlet, bengkel, toko oli, dan mitra lainnya. Dalam membangun strategi ini, Pertamina Lubricants mengeluarkan kampanye bertajuk 1.000 salesman. Di sini, mereka berusaha mengerahkan sebanyak mungkin salesman untuk menguasai outlet-outlet di Indonesia.
Bukan hanya itu, permasalahan soal imej dari pelumas lokal yang beredar di tengah masyarakat pun dijawab oleh Andria dengan membangun ekuitas merek pelumas Pertamina. Andria mengungkapkan bahwa ada persepsi di masyarakat bahwa pelumas asing itu punya kualitas lebih dibanding pelumas lokal.
“Dalam melakukan branding, kami mencoba membangun bisnis bukan hanya di dalam negeri tetapi juga masuk pasar internasional yang saat ini kami sudah ada di 20 negara. Selain itu, kami telah bekerja sama dengan Lamborghini dan pelumas kami digunakan di setiap race mereka. Bersama perusahaan supercar asal Italia ini, kami memanfaatkan sebagai R&D center dan terbukti bahwa pelumas Pertamina punya kualitas yang tidak kalah dengan merek lain,” tutup Andria, yang meraih The Best Industry Marketing Champion 2017 dari Sektor Automotive & Sparepart.