Pertamina Tekan Emisi Karbon 1,13 Juta Ton pada 2023

marketeers article
Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) milik Pertamina Group. Sumber gambar: Humas Pertamina.

PT Pertamina (Persero) melaporkan sepanjang tahun 2023 melakukan dekarbonisasi sebesar 1,13 juta ton karbon dioksida (CO2). Realisasi tersebut berupa reduksi emisi scope 1 & 2 mencapai 124% dari target yang ditetapkan pada tahun 2023 sebanyak 910 juta ton karbon.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menjelaskan dekarbonisasi dilakukan perusahaan di seluruh subholding. Capaian environmental, social, governance (ESG) juga ditandai dengan kenaikan peringkat keberlanjutan Pertamina di tingkat dunia.

BACA JUGA: Incar Pasar Dunia, Pertamina Tambah 2 Tanker Raksasa

Pertamina menduduki posisi pertama pada subsektor minyak dan gas bumi (migas) terintegrasi dari 61 perusahaan dunia, berdasarkan peringkat dari lembaga ESG Rating Sustainalytics. ESG skor Pertamina pada akhir 2023 naik menjadi 20,7 (medium risk) dari sebelumnya 22,1. 

Skor Sustainalytics yang lebih rendah ini mencerminkan tingkat risiko yang lebih baik.

“Dalam mendukung kinerja ESG, Pertamina menjalankan dua pilar yaitu dekarbonisasi emisi dari aktivitas bisnis dan membangun bisnis hijau yang menghasilkan energi bersih dan ramah lingkungan,” ujar Fadjar melalui keterangannya, Kamis (18/1/2024).

BACA JUGA: Pertamina Produksi 5,5 Juta MWh Energi Bersih pada 2023

Pertamina terus menjalankan berbagai inovasi dekarbonisasi dengan memproduksi energi ramah lingkungan yang berdampak positif bagi kinerja ESG. Dengan demikian, perseroan dinobatkan sebagai perusahaan nomor satu dunia dalam kinerja ESG.

Fadjar menambahkan inovasi penting yang dijalankan Pertamina dalam dekarbonisasi adalah implementasi teknologi Carbon Capture Storage (CCS)/Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS). Ini dilakukan dengan cara injeksi perdana C02 di Lapangan Pertamina EP Jatibarang Field, Indramayu, Jawa Barat serta Lapangan Sukowati Bojonegoro, Jawa Timur.

Potensi dekarbonisasi juga tersebar di beberapa lapangan migas lainnya, yang saat ini tengah dalam tahap studi. 

“Indonesia memiliki potensi besar dalam CCS/CCUS dan bisa menjadi arah bisnis Pertamina di masa depan,” ujarnya.

Upaya Dekarbonisasi Pertamina  juga tidak berhenti pada scope 1 & 2 saja, namun juga termasuk upaya reduksi emisi pada scope 3 perusahaan yang dijalankan melalui penyaluran B35 di 119 lokasi TBBM di seluruh Indonesia. Pertamina mendukung program pemerintah terkait implementasi biodiesel B35.

Dalam mempercepat transisi energi, Pertamina juga telah mengoperasikan infrastruktur hilir kendaraan listrik berupa stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU) atau battery swapping station (BSS) yang terletak di 25 lokasi di Jabodetabek.

Pertamina juga berinisiatif mengenalkan pemanfaatan energi transisi kepada masyarakat melalui inovasi energi bersih berbasis desa pada Program Desa Energi Berdikari (DEB). Hingga akhir 2023, perseroan telah mengembangkan sebanyak 85 DEB di seluruh Indonesia hingga akhir Desember 2023.

Pada DEB ini masyarakat desa dapat menggunakan energi bersih sebagai sumber penggerak aktivitas desanya. Dengan demikian, program DEB dapat meningkatkan efisiensi energi, menggerakkan perekonomian desa, bahkan mengurangi emisi.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related