Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan sepanjang tahun 2023 pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,05% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Adapun pertumbuhan ekonomi kuartal IV tahun 2023 sebesar 5,04%.
“Dengan demikian di tengah lambatnya perekonomian global dan menurunnya harga komoditas ekspor unggulan, ekonomi Indonesia tetap tumbuh solid dan tangguh dengan pertumbuhan yang terjaga baik,” kata Amalia Adininggar Widyasanti, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (5/2/2024).
BACA JUGA: IMF Ramal Pertumbuhan Ekonomi Dunia 3,1% pada 2024
Menurutnya, pada kuartal IV tahun 2023, perekonomian nasional tumbuh konsisten sebesar 0,45% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq). Dia menyebut pertumbuhan ini memang relatif lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya yang merupakan pola rutin setiap tahun.
Secara umum pertumbuhan ekonomi ditopang oleh seluruh lapangan usaha yang tumbuh positif. Lapangan usaha utama yang memberikan kontribusi besar terhadap produk domestik bruto (PDB) yaitu industri pengolahan sebesar 19,08%.
BACA JUGA: Jaga Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Percepat Penyaluran KUR
Kemudian diikuti oleh perdagangan sebesar 12%, pertanian 11,39%, konstruksi 10,49%, serta pertambangan 9,62%. Kelima sektor ini terus melanjutkan tran pertumbuhan yang positif.
“Total kelima lapangan usaha tersebut memberikan kontribusi kepada PDB sebesar 63,54%. Sedangkan lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah transportasi dan pergudangan sebesar 10,33% yang didorong oleh peningkatan pengguna jasa angkutan, volume pengiriman jasa barang ekspor dan impor, peningkatan kunjungan wisatawan dan kegiatan lain menjelang Pemilu 2024,” ujarnya.
Dari sisi pengeluaran secara tahunan (yoy), seluruh komponen tumbuh positif, kecuali impor. Adapun penyumbang utama PDB menurut komponen pengeluaran adalah konsumsi rumah tangga sebesar 4,7% yang didorong oleh peningkatan konsumsi transportasi dan komunikasi serta restoran dan hotel.
Sementara itu, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 5,02% didorong oleh pertumbuhan seluruh kelompok barang modal, kecuali cultivated biological resources (CBR). Komponen ekspor tumbuh sebesar 1,64% dan impor terkontraksi 0,15%.
“Konsumsi pemerintah tumbuh positif sebesar 2,81%, terutama didorong oleh kenaikan belanja barang dan jasa yang didukung oleh peningkatan realisasi belanja jasa, belanja BLU, perjalanan dinas, dan belanja barang non operasional. Sedangkan konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga (LNPRT) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 18,11% didorong oleh peningkatan aktivitas dalam rangka persiapan Pemilu 2024,” tuturnya.
Editor: Ranto Rajagukguk