Pertumbuhan Pengguna Capai 50%, Rukita Perkenalkan Fasilitas Workpod
Rukita menawarkan Rukita Workpod sebagai alternatif hunian yang mengakomodir penerapan bekerja dari rumah (WFH) secara berkelompok. Produk ini diluncurkan guna menekan angka penyebaran COVID-19 di area perkantoran.
Sarah Soewatdy, COO dan Co-founder Rukita, menilai Rukita Workpod sebagai alternatif bagi perusahaan untuk menjaga keseimbangan antara kelangsungan bisnis dan kesehatan karyawannya. Rukita Workpod merupakan hunian co-living yang menggabungkan konsep tempat tinggal dan kantor dengan sistem pengelompokan karyawan, misalnya berdasarkan fungsi kerjanya.
“Dengan kapasitas ruang yang terkontrol, penerapan jaga jarak fisik dapat lebih mudah dilakukan sehingga lebih aman bagi karyawan untuk beraktivitas sehari-hari,” terang Sarah.
Rukita Workpod memungkinkan perusahaan untuk menjaga kinerja karyawannya selama WFH. Sistem pengelompokan ini memudahkan para karyawan untuk lebih fokus bekerja dan produktif.
Di Rukita Workpod, para karyawan dapat bekerja di ruang komunal dengan fasilitas pendukung yang lengkap dan kenyamanan penuh layaknya di co-working space. Selain itu, Rukita juga dapat menyediakan layanan yang dirancang khusus berdasarkan kebutuhan setiap perusahaan.
Hunian co-living sendiri merupakan salah satu jenis hunian yang kian populer di era new normal seiring dengan peningkatan kebutuhan hunian yang menunjang WFH di kalangan kaum urban. Berdasarkan riset perilaku konsumen yang diadakan Rukita beberapa waktu lalu, kaum urban lebih memilih hunian yang bersifat value for money dan berlokasi strategis dengan ketersediaan fasilitas penting seperti koneksi internet.
Sebanyak 62% responden tertarik pada hunian co-living yang tak hanya sesuai dengan preferensi mereka, namun juga menawarkan komunitas dan interaksi yang menyenangkan. Temuan ini sejalan dengan pertumbuhan signifikan Rukita selama beberapa bulan terakhir. Sejak pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diberlakukan pada awal bulan Juni, Rukita mencatat tren positif dalam hal jumlah penghuni, khususnya di area central business district (CBD), seperti Jakarta Pusat dengan peningkatan bulanan (MoM) rata-rata melampaui 50%.