Hasil laporan Global Real Estate Sustainability Benchmark Survey (GRESB) tahun 2016 mengungkapkan bahwa isu keberlanjutan sedang meningkat di sektor properti di Asia. Menurutnya, semakin banyak investor meminta informasi seputar kinerja ESG (Environmenal, Social and Governance) kepada perusahaan real estate.
Bursa saham berbagai negara pun mulai memerlukan pelaporan ESG bagi Perusahaan Terbuka. Pemerintah negara-negara dunia juga sedang mempertimbangkan kebijakan baru untuk memenuhi komitmen nasional di bawah perjanjian iklim COP21 yang diratifikasi November 2015 lalu.
Akibatnya, tindakan untuk memahami dan mengatasi masalah ESG dengan cepat menjadi prasyarat baru bagi perusahaan-perusahaan properti terkemuka di Asia.
Hal ini terlihat dalam pertumbuhan partisipasi GRESB, yang mana ada 114 perusahaan Asia yang melaporkan kinerja ESG mereka.
Skor GRESB rata-rata untuk peserta meningkat sebesar 9% dari tahun sebelumnya dengan perkembangan yang signifikan di Sertifikasi Gedung, Kebijakan & Pengungkapan, Indikator Kinerja, dan Stakeholders Engagement.
Seperti dikutip dalam situs resmi GRESB, tercatat sebanyak 759 perusahaan real estat terdaftar dalam penilaian tahun ini, mewakili lebih dari 66.000 aset di 63 negara dengan nilai dana partisipasi mencapai US$ 2,8 triliun.
Farpoint adalah salah satu perusahaan properti yang berpartisipasi dalam GRESB tahun ini. Perusahaan yang dimiliki oleh Gunung Sewu Group ini memperoleh peringkat Green Star untuk kedua kalinya selama dua tahun berturut-turut.
“Penilaian ini memungkinkan kami memahami bagaimana kemajuan dan kinerja di berbagai area strategis perusahaan untuk mendukung aspirasi sebagai sebuah perusahaan yang berkelanjutan, di samping mematuhi peraturan, hukum lingkungan, dan perundang-undangan,” kata Jusup Halimi, CEO Farpoint mengomentari hasil GRESB 2016.
Menurutnya, predikat ini akan menciptakan aset yang lebih baik untuk perusahaan properti, nilai lebih bagi investor, dan dukungan untuk tujuan sosial yang lebih baik.
Gedung Sequis Center yang terletak di Jalan Sudirman, Jakarta, menjadi contoh portofolio Farpoint yang mengantarkannya memperoleh sertifikasi itu. Sebelumnya, gedung ini mendapatkan sertifikasi Greenship ‘Existing Building’ peringkat Gold dari Green Building Council Indonesia.
Setelah gedung itu diakuisisi oleh Farpoint pada tahun 2010, perusahaan mengaku berhasil menggantikan 100% pencahayaan di area umum menggunakan pencahayaan LED. Selain itu, perusahaan mengganti keran, sistem penyiraman toilet dan urinal dengan perlengkapan efisiensi tinggi untuk meminimalkan konsumsi air.
Program tenant engagement dan pengelolaan limbah juga diterapkan di properti yang telah berdiri lebih dari 35 tahun tersebut.
Editor: Sigit Kurniawan