Perusahaan Transportasi Logistik Jadi Bidikan Hacker

marketeers article
Stealing a purse through a laptop concept for computer hacker, network security and electronic banking security

Sistem komputer perusahaan pelayaran yang menangani 15% perdagangan manufaktur dunia, Denmark AP-Moller Maersk diretas Selasa, (27/06/2017) dan berdampak pada gangguan transportasi dunia. Tidak hanya sistem perbankan yang kini menjadi sasaran hacker, namun perusahaan Transportasi dan Logistik (T&L). Manajemen risiko cyber merupakan hal yang kini harus diperhatikan perusahaan T & L.

Denmark AP Moller-Maersk merupakan perusahaan pelayaran yang memiliki 600 kapal dengan terminal operator pelabuhan APM dengan 76 port dan fasilitas terminal di 59 Negara di seluruh dunia. Dilansir dari www.forbes.com, peretasan yang terjadi berdampak pada gangguan transportasi dunia, termasuk penundaan di Pelabuhan New York, New Jersey, Los Angeles, Rotterdam, dan pelabuhan kontainer terbesar di India.

Laporan pers mengatakan, selain Maersk, raksasa industri T&L lain pun terkena dampak, termasuk perusahaan pos dan logistik Jerman Deutsche Post dan operator kereta Jerman Deutsche Bahn yang menjadi korban ransomware WANANCRY pada bulan Mei.

Bagi industri T&L, serangan cyber 27 Juni mendorong perusahaan untuk memprioritaskan cybersecurity yang saat ini belum menjadi prioritas bagi perusahaan T&L. Padahal, menurut catatan Forbes, malware memungkinkan terjadinya hacking pada sistem pengiriman dan lokomotif parcel. Lebih dari itu, diterbangkannya Drone oleh hacker ke daerah terlarang menunjukkan kemungkinan pesawat terbang juga dapat di hack.

Industri T&L memiliki karakteristik tersendiri yang membuatnya menjadi sasaran hacker. Industri ini merupakan industri global yang memiliki rantai logistik yang kompleks. Rantai logistik ini mengendalikan persediaan dan menangani kebutuhan pabrik dari bahan baku, produksi, pengecer, hingga sampai kepada konsumen.

Perusahaan T&L perlu memulai investasi dalam upaya meningkatkan cybersecurity perusahaan. Forbes melansir, upaya pencegahan dapat dilakukan dengan menginstal sistem keamanan seperti firewall dan sistem deteksi penolakan serangan layanan malware lain. Namun, hal ini harus diimbangi dengan manajemen risiko cyber yang baik.

Tidak hanya perihal keamanan, manajemen risiko cybersecurity proaktif juga dapat menjadi peluang baru bagi perusahaan T&L. Ini dapat menjadi poin diferensiasi yang membuat perusahaan memiliki keunggulan dibandingkan perusahaan T&L lain, mengingat belum adanya perusahaan T&L yang benar-benar concern terhadap isu ini.

Editor: Sigit Kurniawan

 

Related