Konsolidasi bisnis di tengah pasar yang majemuk adalah sebuah keniscayaan. Setelah Linkedin diakuisisi Microsoft pada Senin (14/6/2016), aksi ini dianggap akan menggairahkan pasar Merger & Akuisisi (M&A) di Amerika Serikat.
Analis Goldman Sachs Group Inc menyebut bahwa pasar M&A di Paman Sam bakal kembali meningkat. Alasannya, ada beberapa nama perusahaan teknologi yang dinilai siap untuk melakukan aksi korporasi tersebut.
Dalam catatan yang dipublikasikan akhir pekan lalu, analis Goldman yang dipimpin Jessica Binder mengatakan, Linkedin, T-Mobile Inc, TripAdvisor Inc, dan Twitter Inc adalah beberapa nama perusahaan yang berpeluang M&A dalam satu tahun ke depan. Terbukti, Linkedin telah melakukan aksi M&A tengah tahun ini.
Goldman mengkategorikan perusahaan yang berpeluang M&A dalam dua kategori. Pertama, perusahaan yang menurut Goldman, memiliki kesempatan 30%-50%. Kedua, yang berpeluang 15%-30%.
Twitter, T-Mobile, dan TripAdvisor berada di kategori kedua. Sedangkan peluang yang lebih besar jatuh pada SunEdison Semiconductor Ltd dan perusahaan konsumer Kimberley-Clark Corp.
Walau berpeluang kecil, Twitter dikabarkan telah melakukan pertemuan dengan eksekutif Yahoo membahas kemungkinan aksi merger kedua perusahaan itu. Jika itu benar, Twitter berhasil bersaing dengan perusahaan telko Verizon yang ingin menimang Yahoo sejak tahun lalu.
Saham Twitter pada perdagangan Senin kemarin naik 8,4% paska mega-deal yang dilakukan LinkedIn dengan Microsoft. Begitu juga dengan media sosial lain, seperti Yelp, yang sahamnya turut terdongkrak. Saham LinkedIn juga melonjak 41% saat akuisisi diumumkan.
Goldman berpendapat bahwa pasar M&A kembali sehat, meskipun volume transaksi M&A turun 28% year-on-year. “Salah satu alasan perusahaan tak begitu gembar-gembor soal M&A adalah karena tidak ada transaksi M&A dengan nilai bombastis,” tulis analis Goldman.
Sepanjang tahun ini, paling tidak ada satu transaksi dengan nilai lebih dari US$ 25 miliar (Rp 349 triliun). Itu adalah Linkedin dengan Microsoft yang juga menandai akuisisi terbesar sepanjang sejarah raksasa software tersebut.
Editor: Sigit Kurniawan