Di tengah meningkatnya kesadaran akan dampak perubahan iklim dan kebutuhan untuk melestarikan sumber daya alam, konsep bisnis berkelanjutan semakin menjadi perhatian utama dalam dunia usaha. Bisnis berkelanjutan tidak hanya fokus pada pencapaian keuntungan jangka pendek, tetapi juga mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap lingkungan, masyarakat, dan ekonomi.
Hermawan Kartajaya, pakar pemasaran sekaligus Founder & Chair of MCorp menjelaskan saat ini pemasar dituntut harus segera melakukan transformasi menuju bisnis berkelanjutan. Sebab, jika tertinggal maka akan sangat sulit bersaing di masa depan.
BACA JUGA: HK: Kejar Target Keberlanjutan, Demarketing Bakal Jadi Tren Pemasaran
Sosok yang akrab disapa HK ini membeberkan langkah awal dalam melakukan transformasi bisnis berkelanjutan dengan mengutamakan values yang mengarah pada 5P (people, planet, prosperity, peace, and partnership). Dia menyebut ini merupakan langkah yang paling penting dalam membangun bisnis di masa depan.
Bahkan, values yang mengarah pada 5P harus dikejar terlebih dulu meskipun perusahaan masih belum mendapatkan keuntungan. Tujuannya, agar bisa mendapatkan prioritas yang lebih tinggi dari investor dan konsumen.
BACA JUGA: Hermawan Kartajaya: KidZania Jadi Sarana Tepat untuk Tanamkan Karakter Punokawan pada Anak-Anak
“Hati-hati kalau values tidak didahulukan, maka value tidak akan datang. Sekarang bisnis sudah berbeda, kalau zaman dulu mengejar cuan baru kemudian digunakan untuk corporate social responsibility (CSR), saat ini tidak bisa begitu,” kata Hermawan dalam acara Jakarta Marketing Week (JMW) di Mal Kota Kasablanka, Minggu (19/5/2024).
Menurutnya, salah satu bisnis yang sukses mendatangkan value dengan mengedepankan values adalah sektor energi. Perusahaan-perusahaan energi saat ini gencar melakukan transisi dari energi kotor fosil menjadi energi baru terbarukan (EBT) sehingga mendapatkan kapitalisasi pasar atau market cap yang sangat tinggi.
Di Indonesia, Prajogo Pangestu menjadi sosok pemasar yang sukses melakukan hal tersebut. Melalui perusahaannya, Barito Pacific Group, Prajogo memperkuat nilai-nilai keberlanjutan dan transisi energi sehingga kekayaannya berdasarkan Forbes mencapai US$ 60,8 miliar atau setara Rp 973,95 triliun.
“Walaupun profitnya belum seberapa, tetapi market cap-nya tinggi sekali. Jadi penghargaan dari dunia terhadap values itu luar biasa,” ujar HK.
Tidak hanya itu, contoh lain bisnis yang mengutamakan values adalah industri perhotelan di Bali. Di sana, ada berbagai hotel yang menawarkan konsep satu orang pengunjung mendapatkan satu pohon untuk reboisasi.
Strategi pemasaran ini terbukti ampuh mendatangkan banyak pengunjung, terutama dari kalangan generasi muda. Selain menjadi pembeda dengan hotel lain, cara tersebut mampu meningkatkan kepedulian kawula muda terhadap lingkungan.
“Cara ini tidak hanya menarik bagi pemuda, tapi juga menarik bagi investor. Terutama investor yang berasal dari Eropa,” tuturnya.
Editor: Ranto Rajagukguk