Menjelajah wilayah perbatasan Indonesia memang tidak ada habisnya. Ada banyak pesona yang tidak terekspos kepada masyarakat luas. Salah satunya adalah Desa Long Bawan, Ibu Kota Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan. Terletak di tengah perbukitan wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia, Long Bawan menyimpan potensi alam yang luar biasa.
Letaknya di tengah-tengah perbukitan membuat Desa Long Bawan dikelilingi oleh pemandangan serba hijau dan memiliki iklim tropis sejuk. Di sinilah Suku Dayak Krayan tinggal dan menjadikan cocok tanam sebagai mata pencaharian utama mereka. Di desa ini, Pengunjung bisa menemukan beras Adan Krayan, beras organik yang menjadi makanan pokok Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei Darussalam. Kualitas beras organik Adan Krayan membuat nama Desa Long Bawan begitu terkenal di negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.
Selain beras, Desa Long Bawan juga merupakan penghasil nanas, garam, dan kerbau. Sektor pertanian memang menjadi pekerjaan utama Suku Dayak Krayan secara turun temurun. Mereka tidak menggunakan pupuk kimia, melainkan memanfaatkan pupuk kandang dari kotoran kerbau. Tidak heran jika kualitas hasil tani Desa Long Bawan sangat baik.
Tidak hanya pertanian, Desa Long Bawan juga menjadi tujuan wisata sejarah. Di desa ini, pengunjung bisa menemukan situs kuburan batu yang masih asli. Di Desa ini pula ditemukan batu ukir tempat pahlawan Dayak Lundayeh, Upai Samaring sebelum dirinya melarikan diri ke Brunei Darussalam. Hingga kini, situs-situs bersejarah di Long Bawan masih terjaga apik.
Untuk mencapai Long Bawan, pengunjung hanya bisa menggunakan akses udara dari Tarakan dan Nunukan. Menurut Pemerintah Kabupaten Nunukan, terdapat program subsidi ongkos pengunjung sebesar Rp 500 ribu dengan menggunakan Susi Air. Dengan pesawat berkapasitas terbatas, pengunjung akan dibawa melintasi hutan perawan untuk mencapai Desa Long Bawan yang asri.
Editor: Sigit Kurniawan