PGE Jajaki Kerja Sama Eksploitasi Panas Bumi dengan Kenya

marketeers article
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga panas bumi/geothermal. Sumber gambar: 123rf.

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk atau PGE menjajaki peluang kerja sama dengan Africa Geothermal International No. 1 Limited (AGIL No.1) untuk mengembangkan potensi panas bumi pada konsesi Longonot di Kenya. Wilayah konsesi tersebut memiliki potensi pengembangan sampai dengan 500 megawatt (MW) yang mana 140 megawatt (MW) siap untuk dieksploitasi.

Julfi Hadi, Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy menuturkan kerja sama itu ditandai melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) yang dilakukan oleh kedua belah pihak. Dia bilang MoU dengan AGIL merupakan langkah strategis perseroan untuk pengembangan teknologi dan pemanfaatan sumber daya panas bumi di mancanegara.

BACA JUGA: Turunkan Emisi Gas, Seluruh SPBU Pertamina Salurkan B35

“Longonot memiliki keunggulan lokasi dan letak geologis yang menjadikannya sebagai prospek yang menarik. Melalui kolaborasi ini, kami memiliki kesempatan untuk ikut andil dalam pengembangan energi baru terbarukan, sekaligus sebagai upaya untuk menjadi produsen geothermal global,” kata Julfi melalui keterangannya, Selasa (22/8/2023).

Menurutnya, Afrika merupakan episentrum baru pertumbuhan ekonomi, sehingga dapat menciptakan iklim investasi yang baik. Dalam bidang pengembangan panas bumi, Kenya menjadi negara terdepan di kawasan Afrika dengan kapasitas terpasang sebesar 865 MW dan berada di posisi ke tujuh dalam peringkat global.

BACA JUGA: Kebut Transisi Energi, Pertamina Anggarkan Rp 1.000 Triliun

Sebagai produsen panas bumi, Julfi mengungkapkan, Pertamina maupun AGIL memiliki keahlian dan pengalaman yang sangat mumpuni dalam pengembangan geothermal sebagai energi terbarukan. Hal ini tercermin dari kapasitas terpasang geothermal yang mencapai 2.356 MW di Indonesia hingga sekarang.

Dari jumlah tersebut, kata Julfi, 80% di antaranya atau sekitar .877 MW berasal dari wilayah kerja perseroan dimana 672 megawatt (MW) dikelola langsung Pertamina Geothermal Energy.

“Tentunya kami berharap kolaborasi dalam bentuk kerja sama pengembangan panas bumi ini dapat meningkatkan eksposur bisnis kedua belah pihak,” ujarnya.

Julfi menargetkan pengembangan kapasitas terpasang yang dioperasikan sendiri hingga 1 gigawatt (GW) dalam dua tahun ke depan. Salah satu caranya dengan melakukan kolaborasi baik secara nasional maupun internasional.

“Kami optimistis, upaya strategis Pertamina Geothermal Energy di Afrika ini dapat mendukung target perseroan dalam meningkatkan kapasitas terpasang, memperluas portofolio energi bersih secara internasional dalam rangka mencapai aspirasi perusahaan energi bersih dunia serta mendukung upaya pengurangan emisi gas rumah kaca dan ketergantungan pada sumber energi fosil,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related