Di tengah market yang lesu, investor mulai beralih dan meminati token kripto yang berhubungan dengan Piala Dunia FIFA 2022 atau Fan Token. Afid Sugiono, Trader Tokocrypto menuturkan sentimen positif sedang mendorong altcoin yang berhubungan dengan pesta sepak bola terbesar tersebut reli dan terlihat bullish.
“Menjelang Piala Dunia 2022, tampak terlihat investor mulai mengakumulasi altcoin yang berhubungan dengan event tersebut, seperti Fan Token dari negara-negara partisipan. Investor tampak beralih dari akumulasi BTC atau ETH, ke Fan Token untuk meraup keuntungan,” kata Afid dalam siaran persnya, Jumat (18/11/2022).
BACA JUGA: Market Kripto Gonjang-ganjing, Kapan Waktu Tepat Investasi Kripto?
Data CoinMarketCap menunjukkan Fan Token di empat negara peserta Piala Dunia 2022 teratas mengalami lonjakan hingga dua digit dalam sepekan terakhir. Bahkan, beberapa di antaranya baru saja mencapai harga tertinggi atau all-time high (ATH).
Di urutan pertama adalah Brazil National Football Team Fan Token (BFT) yang naik 15,71% dalam sepekan terakhir capai US$ 1,02. Kemudian, Argentine Football Association Fan Token (ARG), naik 17,68% dan sukses mencapai ATH-nya dua pekan lalu di harga US$ 8,12.
BACA JUGA: Investor Kripto Waswas, Tokocrypto Utamakan Keberlanjutan Bisnis
Berikutnya adalah Portugal National Team Fan Token (POR) yang naik 29,53% di harga US$ 5,84. Di urutan keempat adalah Spain National Fan Token (SNFT).
Pada saat penulisan harganya naik 33,91% dalam tujuh hari terakhir menjadi US$ 0.5037.
“Di samping Fan Token, kripto Chiliz (CHZ) kemungkinan akan bullish dampak dari Piala Dunia. Banyak Fan Token yang berada di blockchain Chiliz, sehingga ikut reli bersama Fan Token dalam jaringannya,” ucap Afid.
Kenapa Fan Token banyak diminati? Menurut Afid, Fan Token memiliki manfaat bagi penggemar bisa terlibat dalam pengelolaan manajemen klub dan berbagai keputusan dan masa depan tim kesayangannya.
Makin banyak Fan Token yang dimiliki seorang penggemar, kian besar pula pengaruhnya dan itu menunjukkan seberapa besar loyalitasnya.
Editor: Ranto Rajagukguk