CEO Tesla Elon Musk pada pekan lalu resmi mengambil alih Twitter. Namun di balik itu, Mastodon, media sosial (medsos) alternatif open source terdesentralisasi dari Jerman, telah kebanjiran pengguna baru dari pengguna Twitter yang ingin berpindah.
Beberapa pengguna Twitter merasa di bawah pimpinan baru, Twitter tidak menjadi tempat yang cocok lagi untuk mereka.
BACA JUGA: Elon Musk Jual Lagi Saham Tesla, Buat Bayar Pembelian Twitter?
“Kami telah mencapai 1.028.362 pengguna aktif bulanan di seluruh jaringan hari ini,” kata Eugen Rochko, Founder Mastodon dikutip dari Reuters, Rabu (9/11/2022).
Mastodon bukanlah medsos terpusat seperti Twitter, yang mana semua orang pergi ke tempat yang sama. Sebaliknya, ini adalah ‘jaringan federasi’ yang terdiri dari berbagai server (juga disebut instance) yang mewakili komunitas yang berbeda.
BACA JUGA: Resmi! Ini Harga Centang Biru Twitter Usai Dirombak Elon Musk
Meski dibantu oleh rombongan pengguna Twitter yang pindah, jumlah pengguna Mastodon masih kecil dibandingkan dengan rival-rivalnya yang sudah mapan. Twitter melaporkan 238 juta pengguna aktif harian yang telah melihat iklan pada kuartal kedua 2022.
Facebook mengatakan memiliki 1,98 miliar pengguna aktif harian pada kuartal ketiga. Namun, lonjakan pengguna Mastodon dalam hitungan hari masih mengejutkan.
Sebelum Musk menyelesaikan akuisisi Twitter pada 27 Oktober, pertumbuhan Mastodon rata-rata 60-80 pengguna baru per jam, menurut laporan Reuters. Laporan itu mencatat ada 3.568 pendaftaran baru dalam satu jam pada Senin (7/11/2022), pagi.
“Saya mendapatkan lebih banyak pengikut baru di Mastodon dalam seminggu terakhir daripada yang saya dapatkan dalam lima tahun sebelumnya,” tulis Ethan Zuckerman, pakar media sosial di University of Massachusetts di Amherst.
Sejumlah laporan memaparkan beberapa alasan mengapa tidak sedikit pengguna Twitter yang pindah dari medsos besutan Jack Dorsey tersebut. Dikutip dari laporan Wall Street Journal, Network Contagion Research Institute (NCRI), sebuah kelompok yang menganalisis ratusan juta pesan di medsos mengatakan penggunaan hinaan rasial, salah satunya n-word pada aplikasi melonjak hampir 500% selama 12 jam setelah akuisisi oleh Musk diselesaikan.
Editor: Ranto Rajagukguk