Pintek sebagai perusahaan financial technology peer-to-peer lending untuk pendidikan menunjukkan dukungan terhadap inklusi keuangan di Indonesia. Kali ini, Pintek mengadopsi pendanaan tertanam (embedded financing) melalui kerja sama dengan produsen kebutuhan pendidikan dan mitra resmi Sistem Informasi Pengadaan di Sekolah (SIPLah).
Dengan konsep education embedded financing, Pintek menyediakan layanan bagi pelaku usaha (UKM) pendidikan untuk memiliki kesiapan modal untuk pengadaan produk pendidikan. Dengan begitu, sekolah dapat mempersiapkan serta meningkatkan sarana prasarana untuk penerapan kurikulum Merdeka Belajar dengan tepat waktu sehingga mengurangi learning loss yang terjadi.
Selama dua tahun terakhir, sistem pembelajaran jarak jauh berlangsung dan memunculkan risiko learning loss. Untuk mengatasi learning loss, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) meluncurkan Kurikulum Merdeka Belajar mulai tahun ajaran 2022/2023.
Kurikulum Merdeka Belajar menjadikan implementasi teknologi dalam pendidikan sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga sekolah sangat membutuhkan perangkat teknologi dalam menjalankan kurikulum ini. Di sinilah peran pelaku UKM pendidikan menjadi krusial dalam memenuhi kebutuhan sekolah agar Kurikulum Merdeka Belajar dapat berjalan dengan maksimal.
“Kami berusaha memberikan kemudahan bagi para pelaku usaha di sektor pendidikan untuk memenuhi kebutuhan modal pengadaan. Kebutuhan ini sangat besar. Bahkan mencapai miliaran Rupiah. Terlebih lagi bagi usaha yang telah memiliki banyak pelanggan sekolah,” tutur Co-Founder dan Direktur Utama Pintek Tommy Yuwono.
Pintek berkomitmen menyiapkan dana sehingga UKM tidak perlu lagi khawatir. Selain itu, sekolah-sekolah pun bisa merasa aman karena barang pasti sampai.
Dalam penerapan education embedded financing, Pintek bekerja sama secara langsung dalam rantai suplai untuk menanamkan akses pendanaan di titik-titik penyaluran ke pelaku UKM.
Pintek dan afiliasinya telah mendukung lebih dari 2.750 institusi pendidikan dan 100 pelaku UKM pendidikan untuk menjangkau lebih dari 650.000 siswa yang tersebar di 29 dari 34 provinsi di Indonesia. Selain itu, perusahaan teknologi ini juga menyediakan konten edukasi keuangan kepada masyarakat dengan 1.350.000 pengunjung unik setiap bulan.