PKT Tegaskan Kesiapan Mengatasi Potensi Krisis Pangan Tahun Depan
Pupuk Kaltim (PKT) terus berusaha memastikan kecukupan stok pupuk untuk sisa tahun 2022 dan persiapan masa tanam pada tahun 2023. Ini merupakan jawaban mereka dari pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tentang krisis pupuk dapat berkaitan langsung dengan krisis pangan yang diprediksi terjadi tahun depan.
Pasalnya, diyakini krisis pangan nantinya dapat teratasi dengan peningkatan produktivitas pertanian. Namun, tidak hanya kuantitas dan kualitas material saja yang saat ini perlu diperhatikan.
BACA JUGA: Transformasi di Human Capital, Ini 3 Strategi Pupuk Indonesia
Aspek lainnya yaitu sumber daya manusia juga perlu diperhatikan. PKT yakin pelaku usaha maupun pelaksana kegiatan pertanian Indonesia memiliki potensi besar dalam hal ini.
SDM merupakan salah satu aset berharga yang perlu dikembangkan dengan serius.
BACA JUGA: Perbaiki Unsur Hara Tanah, Pupuk Indonesia Luncurkan D’Komposer“Jumlah pupuk nantinya secara tidak langsung juga berkaitan dengan potensi produksi pangan. Karena itu, kami telah menyesuaikan produksi dan memodifikasi agar penyaluran pupuk dapat berjalan tanpa hambatan,” kata Rahmad Pribadi, Direktur Utama PKT dalam pernyataan resmi yang diterima Marketeers.
Selain tata teknis produksi dan distribusi, PKT turut memperhatikan sebaran produksi produk antara pupuk bersubsidi dan nonsubsidi yang dilaksanakan sesuai dengan arahan pemerintah. Tak hanya itu, PKT menyadari ketahanan pangan nasional juga dapat didukung lewat beragam inovasi.
Sebab itu, mereka pun menghadirkan program Agrosolution dan MAKMUR. Agrosolution merupakan inisiatif perusahaan untuk meningkatkan produktivitas petani melalui penyediaan pupuk, benih, hingga pestisida.
Selain itu, mereka juga memberikan akses permodalan hingga asuransi pertanian. Sementara itu, MAKMUR, tak berbeda dari Agrosolution, menargetkan peningkatan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani.
Pada akhirnya, tujuan program ini adalah mendukung terwujudnya ketahanan pangan.
“Kami terus melakukan pendampingan secara berkelanjutan agar petani bisa terus meningkatkan produktivitas. Dampaknya secara tidak langsung juga akan meningkatkan taraf ketahanan pangan secara nasional. Lewat produktivitas petani ini nantinya pertanian nasional tidak hanya dapat menghindari krisis, tetapi juga dapat melakukan ekspansi,” tutur Rahmad.
Editor: Ranto Rajagukguk