Sampah menjadi salah satu persoalan lingkungan yang banyak dikhawatirkan banyak pihak di seluruh dunia. Menyadari hal ini, Plana (Plastic For Nature) hadir dengan misi untuk terlibat dan berkontribusi dalam memperkenalkan produk daur ulang.
Harapannya, bisnis mereka ini dapat menjadi solusi untuk masa depan yang berkelanjutan (sustainable future). Komitmen ini dipertegas Plana dengan meluncurkan pameran dengan topik “Bukan Kayu”.
“Kami membuat sebuah instalasi dengan menggunakan produk waste to material Plana yang didesain oleh Monokroma,” kata Juan Aprilliano Chandra, Co-Founder dan CMO Plana.
Instalasi yang hadir di Ashta District 8, Jakarta pekan lalu itu merupakan bukti dari konsistensi mereka dalam menggunakan dan mendaur ulang material sampah plastik. Olahan tersebut kemudian menjadi sebuah produk yang diberi nama PlanaWood.
Produk ini mereka hadirkan untuk menggantikan produk konvensional, terutama dalam industri konstruksi yang kualitasnya diklaim terbaik di segmennya.
Tidak hanya memperkenalkan produknya saja, Plana juga ingin mengedukasi serta memberikan pengalaman berbeda kepada pengunjung mengenai bangunan ramah lingkungan. Pengunjung Astha District 8 juga dapat melihat langsung material mentah dari PlanaWood yaitu gabah padi dan sampah plastik.
“PlanaWood kami harap bisa menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan terhadap kayu yang tahan terhadap cuaca, rayap, dan anti lapuk. Dengan menggunakan produk hasil daur ulang komposit antara gabah padi dan sampah plastik, produk ini bisa membantu mengurangi serta mendaur ulang sampah plastik dan agrikultur,” ujar Juan.
Instalasi Bukan Kayu terbentuk dari penggunaan kembali 1.115 kg gabah padi dan 3.150 tutup botol plastik. Setelah pameran ini Plana berencana untuk terus berkontribusi dalam menyuarakan perubahan demi menyelamatkan bumi.
Editor: Ranto Rajagukguk