Menjadi satu-satunya perusahaan penyedia listrik di Indonesia tidak membuat PT PLN (Persero) asal melayani konsumennya. Hal sebaliknya justru dilakukan. PLN secara konsisten terus meningkatkan pelayanan tidak hanya untuk menjaga kepercayaan konsumen, tapi juga meningkatkan bisnis
Hal ini bisa dilihat dalam strategi PLN UID Jawa Timur dalam menghadapi pandemi COVID-19. Dipaparkan oleh Nyoman S. Astawa, General Manager – PT PLN (Persero) UID Jawa Timur, ada tiga fokus utama PLN dalam mempertahankan bisnisnya selama pandemi. Di antaranya meningkatkan aksesbilitas, meningkatkan durability, dan menurunkan harga listrik untuk menjaga kestabilan ekonomi konsumen.
“Terutama untuk meningkatkan aksesbilitas, PLN terus membangun GITET (Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi) di Surabaya Selatan dan Bangil dengan tujuan untuk melancarkan akses listrik di Jawa Timur, terutama dua daerah dengan pertumbuhan ekonomi menjanjikan,” katanya di gelaran Industry Roundtable Actualizing The Post Normal: Year 2021 & Beyond, Jumat (13/11/2020).
Strategi ini dinyatakan berhasil dengan pertumbuhan bisnis PLN UID Jatim yang tercatat 2,65% hingga bulan Oktober 2020. Lebih besar dari pertumbuhan nasional yang tercatat 0,29%.
Ditilik dari kontributor peningkatan, Nyoman mengungkapkan bahwa pengumbang terbesar tetap dipegang oleh layanan khusus. Namun yang perlu dilihat adalah pertumbuhan pengguna dari kalangan industri kecil yang mencapai 3,64%.
“Artinya industri kecil masih relatif bertahan. Untuk itu kami berusaha fokus pada akses konsumen baik dari layanan dan harga agar mereka tetap bertahan, dan konsumsi listrik bisa bertahan bahkan naik,” tambahnya.
Untuk itulah PLN kemudian memberikan stimulus secara masif kepada konsumennya. Sampai dengan bulan November 2020, perusahaan ini telah menggelontorkan dana Rp 1,92 triliun untuk menurunkan harga listrik terutama untuk pengguna listrik 450 dan 900 VA. Harapannya, harga listrik yang turun bisa mengalihkan dana untuk mengembangkan usaha atau konsumsi yang lebih besar.