PT Permodalan Nasional Madani (PNM)menargetkan jumlah nasabah aktif bisa mencapai 17 juta hingga akhir 2023. Per Februari, jumlah nasabah aktif PNM sebesar 14,4 juta.
Arief Mulyadi, Direktur Utama PNM mengatakan dari jumlah nasabah aktif yang ada saat ini, perusahaan telah menyalurkan pembiayaan mencapai Rp 12,1 triliun. Pada masa pandemi, PNM hadir untuk membantu sektor formal yang terdampak yang mana banyak karyawan yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) dan membutuhkan aktivitas wirausaha untuk bertahan hidup.
Dia mengatakan selama pandemi PNM mampu terus menumbuhkan jumlah nasabah dari tahun ke tahun.
“Penyaluran 2019 Rp 20 triliun. 2020 yang tight dengan pandemi, kami masih bisa tumbuh Rp 24 triliun. 2021 masih pandemi, kami bisa tumbuh menjadi Rp 44 triliun, ini hampir dua kali lipat. 2022 kemarin alhamdulillah kami tutup Rp 64 triliun,” kata Arief saat ditemui di The Lounge, Senayan Avenue, Jakarta, Jumat (14/4/2023).
BACA JUGA: PNM Dampingi Usaha Nasabah dengan Buku “Ibu Eksis Dagangan Laris”
Dalam penyaluran dana, PNM melayani semua sektor ultra mikro yang didominasi oleh pelaku usaha subsisten yang mana hasil kerjanya pada hari itu adalah untuk bertahan hidup (survival). Arief menekankan peran PNM untuk dapat meningkatkan kapasitas para pelaku usaha subsisten tersebut melalui penambahan wawasan kewirausahaan dan memfasilitasi pengembangan usaha.
PNM tidak hanya memberikan pembiayaan, melainkan juga memberi pendampingan berbentuk kelompok yang hingga saat ini terdapat 787.000 kelompok nasabah. Selain itu, sebagai program pendalaman, PNM memiliki pelatihan Program Pengembangan Kapasitas Usaha sebanyak 700.000 pelaku usaha yang tujuannya untuk menciptakan role model sebagai sumber inspirasi pelaku usaha lainnya.
Dia juga mengungkapkan ekosistem yang saat ini dibangun oleh PNM adalah ekosistem yang sangat besar sehingga jaringan yang ada tidak tergantung dengan pasar luar.
“Ini kan ekosistem besar 14,4 juta ada di 6.158 kecamatan, 424 kabupaten kota dari 514 kabupaten kota yang ada di Indonesia, di 34 Provinsi. Kalau itu bisa kita bangun dalam sebuah jejaring, dalam sebuah ekosistem, enggak perlu marketplace luar. Jualan antar mereka saja,” ucap Arief.
Kehadiran PNM sudah dapat disebut sebagai representasi Indonesia karena sudah ada di 6.158 kecamatan. Dengan demikian, para pelaku usaha yang terjaring dalam ekosistem dapat saling bertukar produk dan PNM yang akan menjembatani transaksi pertukaran produk tersebut.
BACA JUGA: Strategi Jitu PNM Pulihkan Bisnis UKM
Dalam menanggapi isu resesi yang akan melanda Indonesia, Arief meyakini yang paling terdampak adalah sektor formal dan akan terjadi perpindahan dari sektor formal menuju informal. Sektor informal tersebutlah yang akan dilayani secara maksimal oleh PNM.
“Mau ada nasabah mau enggak, kami harus hadir untuk membantu siapa pun. Jika memang resesi terjadi, justru semakin banyak yang akan kami bantu, persis seperti 2020, 2021, 2022,” tutur Arief.
Editor: Ranto Rajagukguk